Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang kini tengah dikebut pengerjaannya, menuai banyak kontroversi.
Terdapat sejumlah poin-poin yang menjadi sorotan. Mulai dari biaya konstruksi yang membengkak, jadwal operasional yang mengalami kemunduran, hingga harga tiket yang terbilang cukup mahal yakni Rp350.000 per trip.
Yang terbaru, pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) memakan korban.
Baca juga: Dua WNA Cina Jadi Korban Kecelakaan Kereta Teknis Proyek KCJB
Hal ini terjadi setelah adanya insiden kereta teknis proyek KCJB yang mengalami anjlok hingga menyebabkan rangkaian dan lokomotif kereta terlempar sekira 200 meter dari ujung jalur trase pada Minggu (19/12/2022) sore.
Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menilai, meski kontroversi banyak terjadi, megaproyek ini harus diselesaikan hingga rampung.
Agar, masyarakat semakin banyak pilihan moda transportasi. Khususnya rute Jakarta-Bandung dan juga sebaliknya.
"Betul sekali. Meskipun proyek kereta cepat banyak kontroversi (mulai dari harga tiketnya yang katanya mahal, hingga pengerjaan proyeknya memakan korban) tetap harus terus berjalan," ucap Djoko kepada Tribunnews, Senin (19/12/2022).
"Hal ini demi memperbanyak opsi atau pilihan moda transportasi massal bagi masyarakat," sambungnya.
Djoko melanjutkan, dirinya tidak begitu mempersoalkan terkait adanya kabar yang menyebutkan tarif jasa angkutan KCJB mahal.
Karena, lanjut Djoko, KCJB merupakan transportasi yang diperuntukkan masyarakat kelas bisnis.
"KCJB ini kan punya segmennya juga. Adanya moda transportasi ini untuk mengurangi pula kendaraan pribadi," pungkasnya.
Baca juga: Kereta Teknis Proyek KCJB Anjlok, Dua Orang Meninggal, 5 Korban Lainnya Luka Berat
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR, Irwan menyinggung proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) dinilai sarat kontroversi dalam proses pengerjaannya.
Yang terbaru dalam proyek pengerjaan tersebut, kereta teknis proyek KCJB mengalami anjlok hingga menyebabkan rangkaian dan lokomotif kereta terlempar sekira 200 meter dari ujung jalur trase pada Minggu (19/12/2022) sore.
Dengan adanya insiden tersebut, lanjut Irwan, proyek KCJB semakin terlihat memiliki masalah pada prinsip Safety, Security, Healty & Environmentnya.
Sehingga, pengerjaan proyek ini memang perlu dihentikan.
Baca juga: Kereta Teknis Proyek KCJB Anjlok, Dua Orang Meninggal, 5 Korban Lainnya Luka Berat
"Proyek KCIC ini harus dihentikan sementara. Jangan dilanjutkan mengingat bukan hanya Safety dan Security serta Lingkungan yang bermasalah," ucap Irwan kepada Tribunnews, Senin (19/12/2022).
"Tetapi sejak dari perencanaan sampai dengan pembiayaan memang sudah buruk," sambungnya.
Irwan juga mengungkapkan, Pemerintah terlalu ambisius dalam infrastruktur khususnya Kereta Cepat Jakarta Bandung ini.
Seharusnya pengerjaan proyek ini jangan terburu-buru dan memaksakan pelaksanaannya jika segalanya belum siap.
"Jokowi harus hentikan targetnya kereta cepat Jakarta-Bandung fungsional sebelum 2024. Selain biayanya terus membengkak juga sangat beresiko dan berbahaya jika terus dipaksakan," paparnya.