Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – TuSimple, perusahaan yang bergerak di bidang jasa perakitan teknologi self-driving pada truk di Amerika Serikat bersiap untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 700 karyawannya.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), PHK tersebut rencananya akan diumumkan secara langsung oleh perusahaan pada Selasa (20/12/2022).
WSJ menyebut PHK itu dilakukan setelah TuSimple berencana memangkas produksi dari sistem self-driving dan mengurangi pengujian truk self-driving di jalan umum di wilayah Arizona dan Texas.
Baca juga: Sekelompok Mantan Karyawan Twitter yang di-PHK Menang Gugatan
“Sebagian besar operasi TuSimple, di mana perusahaan melakukan banyak tes mengemudi, akan dihilangkan, dan tim yang mengerjakan algoritma untuk perangkat lunak self-driving akan dikurangi secara signifikan,” kata laporan itu.
Sementara itu, CEO TuSimple Cheng Lu mengatakan kepada WSJ bahwa manajemen saat ini sedang meninjau biaya operasional perusahaan, dalam hal ini biaya untuk membayar upah karyawan yang dianggapnya memiliki bagian terbesar dari sisi pengeluaran perusahaan.
"TuSimple memotong biaya dan mengurangi ambisinya karena terimbas dari serangkaian krisis global tahun ini, termasuk kecelakaan salah satu truk self-drivingnya pada April, hilangnya kemitraan bisnis utama, dua pergantian CEO, anjloknya harga saham. dan penyelidikan pemerintah secara bersamaan," kata laporan itu.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa TuSimple telah mengantongi pendapatan sebesar 4,9 juta dolar AS, sementara kerugiannya tercatat sebesar 220,5 juta dolar AS untuk paruh pertama tahun ini.
Baca juga: TikTok PHK Sejumlah Karyawan di Rusia Akibat Aksesnya Diblokir Vladimir Putin
Pada Oktober lalu, TuSimple dikabarkan telah memecat kepala eksekutif dan salah satu pendirinya, Xiaodi Hou, setelah penyelidikan dewan internal mengindikasikan bahwa Hou telah berbagi informasi rahasia dengan Hydron, sebuah perusahaan angkutan truk China yang sebagian besar beroperasi di China dan didanai oleh investor China.