News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Direktur Utama PT SMI Optimistis Ekonomi RI Terus dalam Tren Positif dan Pertumbuhan Semakin Merata 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi pasar modal. Direktur Utama (Dirut) PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Edwin Syahruzad mengatakan, perekonomian Indonesia tahun ini terus menunjukkan tren positif. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Edwin Syahruzad mengatakan, perekonomian Indonesia tahun ini terus menunjukkan tren positif. 

Di mana sampai dengan kuartal III, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai 5,72 persen, dan sebarannya juga semakin merata hingga luar Pulau Jawa. 

"Pulau Jawa memegang peranan 56,3 persen dari perekonomian Indonesia, dan mengalami pertumbuhan 5,76 persen, saya rasa ini satu hal yang patut kita syukuri. Kami juga mencatat bahwa pertumbuhan cukup signifikan juga terjadi di beberapa provinsi tertentu, khususnya Maluku dan Papua yang pertumbuhannya bahkan mencapai 7,51 persen," ujarnya dalam acara "Indonesia Economic Outlook 2023: Overcoming Economic Challenge Through Sustainability", Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Kebijakan Belanja Produk Dalam Negeri Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi Nasional

Menurut Edwin, ini adalah hal yang baik karena menunjukkan kuatnya pemulihan dari perekonomian Indonesia, meski tetap harus waspada dengan gejolak dari global. 

"Namun, juga kita juga semua paham dengan isu-isu yang muncul di pemberitaan terkait dengan masalah geopolitik dunia yang belum stabil, serta pandemi juga belum usai untuk beberapa negara," katanya. 

Dengan demikian, tantangan ekonomi global diprediksikan tetap akan memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. 

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi Tahun Depan, Ini Strategi Perbankan Pelat Merah Genjot Kinerja

"Terlebih lagi, kondisi geopolitik di Rusia dan Ukraina menyebabkan disrupsi dari sisi supplai, yang tentunya mendorong kenaikan harga-harga komoditas dan energi global yakni minyak, gas alam, batu bara, CP, gandum, serta jagung," ujar Edwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini