Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Ekspor gas Rusia ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 mengalami penurunan drastis.
Pengiriman gas Rusia anjlok 46 persen menjadi level terendah yang pernah dialami perusahaan energi Gazprom.
Melansir dari Reuters, susutnya pasokan ekspor Gazprom terjadi imbas pemangkasan pasokan gas yang dilakukan para pemimpin Uni Eropa (UE) pada akhir Mei lalu.
Lewat sanksi tersebut ke 27 negara di kawasan UE memutuskan untuk mengurangi pembelian gasnya pada perusahaan Gazprom sebanyak dua per tiga dari total impor.
Embargo gas disahkan sebagai paket keenam dari banyaknya sanksi yang diberikan kawasan Eropa. Untuk mensukseskan sanksi ini sejumlah negara kini resmi memutus pasokannya dari Gazprom.
Baca juga: Turki Inginkan Diskon Besar Lebih dari 25 Persen untuk Gas Rusia
Diantaranya Jerman selaku negara ekonomi terbesar di Eropa, pada September lalu memutuskan untuk berhenti mengimpor gas dari Rusia. Setelah sebelumnya aliran di pipa Nord Stream di Laut Baltik mengalami kemacetan pengiriman.
Akibat kebocoran gas pada stasiun kompresor di Portovaya. Hingga Rusia terpaksa menutup sementara operasi pipa gas Gazprom Nord Stream 1 ke Eropa selama beberapa pekan.
Pengumuman penangguhan gas Nord Stream 1 yang dilakukan Rusia sempat memicu kekhawatiran baru, tentang kekurangan pasokan gas hingga Eropa terancam menghadapi krisis energi selama musim dingin 2022.
Meski embargo gas akan berdampak besar bagi perekonomian negara di Eropa, namun hal tersebut tak membuat Eropa mengakhiri sanksinya pada Rusia yang telah menginvasi Ukraina sejak Februari lalu.
Usai kebijakan tersebut diberlakukan, Chief Executive Officer Gazprom Alexei Miller mengatakan bahwa ekspor gas Rusia ke Eropa di tahun ini susut mencapai 100,9 miliar meter kubik (bcm).
Jumlah tersebut merosot drastis sebanyak 46 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana total ekspor Gazprom ke Eropa di 2021 mencapai 185,1 bcm. Penjualan ini bahkan jadi yang terendah sejak runtuhnya negara Soviet pada tahun 1991. Tercatat penjualan gas Gazprom berada di kisaran 117,4 bcm.
Baca juga: Pengiriman Gas Rusia ke Italia Lewat Austria Ditangguhkan, Gazprom Masih Cari Jalan Keluar
Walau pendapatan Rusia dari ekspor gas mengalami kemunduran, namun presiden Vladimir Putin tak kehabisan akal.
Guna memacu pendapatan Rusia selama operasi militer berlangsung, negara dengan julukan beruang merah ini mulai mengalihkan penjualannya dengan menggenjot ekspor gas alam cair (LNG) ke kilang LNG Yamal yang dipimpin Novatek di Kutub Utara.
Dikirim menggunakan pipa jalur laut, produksi di pabrik gas listrik Rosstat sepanjang tahun ini, sejak Januari hingga November dilaporkan naik hampir 10 persen menjadi 29,7 juta ton.