Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam laporan terbarunya mengungkapkan, jumlah investor di pasar modal Indonesia telah menembus angka 10,3 juta single investor identification (SID) per 28 Desember 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal (OJK) Inarno Djajadi mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun kemarin, angka tersebut tumbuh 37,53 persen.
Di mana pada 2021 jumlah investor pasar modal sebanyak 7,48 juta SID.
Baca juga: Pendanaan Transaksi Marjin di Pasar Modal Capai Rp 1,1 Triliun Per Desember 2022
Bahkan, apabila ditarik ke belakang sejak 2017, pergerakan jumlah investor meroket 10 kali lipat.
"Pertumbuhan jumlah investor retail meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan 5 tahun terakhir," ucap Inarno di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/12/2022).
"Kami mencatat sejak 2020, pertumbuhan jumlah investor pasar modal setiap tahunnya lebih dari 2,5 juta. Sehingga per 28 Desember 2022 telah menembus 10,3 juta SID," sambungnya.
Jika dilihat lebih rinci, dari total tersebut, investor muda yang berusia di bawah 30 tahun mendominasi.
Inarno membeberkan, sebanyak 58,74 persen investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun. Kemudian sebanyak 22,47 persen investor di rentang usia 31-40 tahun, 10,85 persen merupakan kalangan usia 41-50 tahun, 5,22 persen berusia 51-60 tahun, dan 2,77 persen berusia di atas 60 tahun.
OJK memandang, hal ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Lantaran anak muda kini suda 'melek' investasi sejak dini.
Dengan demikian, Inarno menyebut bahwa perekonomian Indonesia cerah, sejalan dengan visi Indonesia Emas di 2045.
Baca juga: Mahasiswa dan Lulusan SMA Kini Merajai Investor Pasar Modal Indonesia
"Pertumbuhan jumlah investor saat ini masih didominasi oleh usia di bawah 30 tahun yang mencapai 58,74 persen. Hal ini merupakan pertanda bagus untuk perekonomian Indonesia, karena sejak usia dini sudah mulai melek investasi," papar Inarno.
"Selain itu ke depannya kaum milenial dan Gen Z yang akan melanjutkan perjuangan Indonesia menjadi pusat perekonomian dunia, dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045," pungkasnya.