News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga BBM

DPR: Harga Pertalite dan Solar Sudah Seharusnya Diturunkan, Tidak Ada Alasan Pemerintah Menahannya

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengendara antre untuk melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Coco Pertamina, Kawasan Kenten, Palembang, Jumat (23/12/2022). Anggota Komisi VII DPR RI fraksi PKS Mulyanto, mendesak pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena harga minyak dunia terus merosot. Diketahui bahwa harga minyak dunia pada Juni 2022 mencapai USD 120 per barel namun sekarang harganya turun menjadi USD 70 per barel.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI fraksi PKS Mulyanto, mendesak pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena harga minyak dunia terus merosot.

Diketahui bahwa harga minyak dunia pada Juni 2022 mencapai USD 120 per barel namun sekarang harganya turun menjadi USD 70 per barel.

Karena itu, kata Mulyanto, pemerintah tidak punya alasan menunda-nunda menurunkan harga BBM bersubsidi.

Baca juga: Harga BBM Pertamina Hari Ini, Kamis 5 Januari 2023: Pertamax hingga Pertamina Dex Turun

Meski terlambat, dibandingkan dengan operator lain, Pertamina telah mengambil aksi korporasi menurunkan harga BBM jenis umumnya, karena menyesuaikan dengan penurunan harga minyak dunia.

"Dengan logika yang sama, maka harga BBM bersubsidi, seperti Solar dan Pertalite, sudah seharusnya diturunkan juga oleh pemerintah," kata Mulyanto dalam keterangannya, Kamis (5/1/2023).

"Tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk menahan harga BBM bersubsidi di tengah merosotnya harga minyak dunia ini," lanjut Mulyanto.

Ia menyebut bahwa harga ICP Indonesia Desember 2022 ini sudah jatuh di angka USD 76 per barel, sudah jauh di bawah angka asumsi makro APBN-P yaitu sebesar USD 100 per barel, atau asumsi makro APBN 2023 yang sebesar USD 95-100 per barel.

Sementara itu nilai kurs dollar terhadap Rupiah sejak bulan oktober 2022 relatif stabil. Sedangkan volume BBM bersubsidi relatif tetap. Artinya, kebutuhan anggaran untuk mensubsidi BBM ini sudah berkurang.

"Bila dana subsidi BBM yang ada tidak dialihkan untuk pos pengeluaran lain, maka semestinya harga BBM dapat diturunkan," ucapnya.

"Operator lain seperti Revvo dan BP sudah menurunkan harga BBM Ron 90 yang setara dengan Pertalite terlebih dahulu. Ini mengindikasikan, bahwa harga BBM bersubsidi sudah waktunya untuk turun. Jadi, kalau pemerintah pro rakyat, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk menurunkan harga BBM bersubsidi, agar angka inflasi turun dan daya beli masyarakat meningkat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini