TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial dihebohkan dengan pria yang mengaku memiliki uang ditabungan hingga Rp500 Triliun.
Dengan jumlah tersebut, pria bernama Amin mengenakan kemeja hitam tengah memamerkan isi saldo tabungannya hingga menantang semua orang hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya datang dari Kalimantan Selatan, siapapun mau bertantang saya, Presiden kek, saya tunggu," ucapnya dikutip melalui akun Instagram @indoviral8, Rabu (4/1/2023).
Bahkan, Amin menegaskan, uang dalam tabungannya telah diketahui dan disahkan oleh pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Warga Kalsel Pamer Tabungan Rp 500 Trliun dan Tantang Presiden, Netizen: Buatlah Masjid!
"Ini saldo saya terakhir, ini Rp 500 triliun. Sudah disahkan oleh pemerintah setempat," tuturnya.
Dilihat secara sepintas, buku tabungan yang dipegang pria tersebut merupakan Bank BRI.
Unggahan tersebut sempat menghebohkan publik di media sosial Instagram, Twitter bahkan Tiktok. Video pamer itu menuai beragam reaksi dari warganet.
Pemilik akun bernama @gerry_seloow mengatakan "Alhamdulillah... Ingat pak, uang gak dibawa sampe ke kuburan... Buatlah masjid, pondok pesantren, yayasan anak yatim, atau membantu saudara kita yang kena bencana... Itu baru panutan," tulisnya.
Sedangkan akun lain bernama @vier.veer menuliskan "Alhamdulillah banyak rezeki bapaknya, semoga nukar ke teman2 yg lagu membutuhkan. Aamiin," kata dia.
Disisi lain, ada komentar warganet yang justru menyita perhatian. Sebab, dia mengingatkan pemilik rekening akan dilihat oleh Kantor Pajak.
Akun itu bernama @tantieadinda_prelove, "Ditunggu surat cintanya dari kantor pajak yah pak...," tulisnya.
@nurfauzyiqbal menuliskan, "Petugas pajak: something smell's good," kata dia.
LPS Tak Jamin
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pihaknya menjamin saldo hingga Rp 2 miliar.
"LPS menjamin uang nasabah sebesar Rp 2 miliar per nasabah per bank," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (5/1/2022).
Baca juga: LPS Sebut Kondisi Perbankan Nasional Saat Ini Dalam Kondisi Baik
Purbaya menjelaskan, pelaporan data penjaminan simpanan berbasis nasabah atau Single Customer View (SCV) tercatat di LPS yang bersifat sangat rahasia, sehingga tidak diketahui secara detil terkait misalnya saldo terbanyak dari nasabah di Indonesia.
"Data nasabah individual tercatat pada data SCV yang dikirimkan bank kepada LPS. Namun, data ini sifatnya sangat rahasia," katanya.
Meskipun demikian, publik dapat mengakses data distribusi nominal simpanan dan jumlah rekening secara agregat di setiap kelompok tier simpanan.
"Termasuk yang simpanannya lebih besar dari Rp 5 miliar di website LPS, www.lps.go.id," pungkas Purbaya.
Kalahkan Orang Terkaya RI
Jika pria asal Kalsel tersebut benar miliki uang Rp500 triliun, maka sudah mengalahkan orang terkaya Indonesia versi Forbes.
Diketahui, predikat orang terkaya Indonesia kini dipegang oleh pengusaha Low Tuck Kwong.
Berdasarkan data Real Time Forbes Billionaires List, kekayaan Low Tuck Kwong per hari Minggu (25/12/2022) mencapai US$ 25,2 miliar atau sekitar Rp 393,12 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dollar AS). Nilai kekayaan Low Tuck itu mengungguli Budi Hartono dan Michael Hartono.
Data Forbes menunjukan, saat ini kekayaan Budi Hartono sebesar US$ 22,1 miliar atau setara Rp 344,76 triliun dan Michael Hartono sebesar US$ 21,3 miliar atau setara Rp 332,28 triliun.
Baca juga: Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya di Indonesia Geser Hartono Bersaudara, Hartanya Rp434,4 Triliun
Pundi-pundi kekayaan Low Tuck memang meningkat pesat sejak awal tahun ini. Pada awal 2022, kekayaan pria yang dikenal dengan julukan raja batu bara itu sebesar US$ 3,7 miliar atau setara Rp 57,72 triliun.
Lonjakan kekayaan pria berusia 74 tahun itu selaras dengan kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Sampai dengan Jumat (26/12022) kemarin, harga saham emiten batu bara itu telah meroket sekitar 608,97 persen secara year to date ke posisi Rp 18.575 per saham.
Selain tersengat sentimen kenaikan harga batu bara, lonjakan harga saham BYAN disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember lalu.
Semenjak perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak. Adapun saat ini, Low Tuck menjadi pemegang saham mayoritas BYAN.
Data RTI menunjukan, Low Tuck menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93 persen saham BYAN. Di luar bisnis batu bara, Low Tuck Kwong juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy.
Sebelumnya, perusahaan itu dikenal sebagai Manhattan Resources. Low mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.