TRIBUNNEWS.COM -- Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan kelangkaan minyak goreng yang terjadi pada awal tahun lalu diharapkan tak akan terjadi lagi.
Hal ini karena sudah ada minyak goreng jenis baru yang pabriknya telah diresmikan di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Minyak goreng tersebut adalah minyak goreng jenis minyak makan merah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2.
Baca juga: Majelis Hakim Sebut Kerugian Negara di Korupsi Minyak Goreng Sebesar Rp 2,9 Triliun
Erick meresmikan pabrik tersebut akhir pekan lalu dan mewajibkan setiap 1.000 hektar perkebunan sawit harus punya satu pabrik minyak makan merah.
Hal ini dilakukan agar BUMN bisa ikut mengintervensi ekonomi, khususnya dalam kelangkaan minyak goreng.
"Karena seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, Kementerian BUMN tidak bisa ikut terlibat. Kami tetap melibatkan ekonomi rakyat yakni petani, posisinya bukan objek. Kalau kampanye selalu bilang petani, udah jadi malah lupa, kami mau keberlanjutannya," katanya.
Dirinya ingin memberi kepercayaan kepada rakyat untuk mengelola sumber daya alamnya, untuk itulah terobosan per 1.000 hektar ada pabrik lahir. Pendanaannya berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan pengusaha-pengusaha besar, keuntungannya untuk mendorong ekonomi rakyat.
"Kami dari BUMN bantu KUR dan modal kerja, kami dampingi supaya jangan sampai pabriknya tidak terawat," imbuhnya.
Erick Thohir optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang selama ini kerap terjadi, mulai dari harga yang tinggi hingga langkanya ketersediaan produk di pasaran.
“Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan telah beroperasinya pabrik ini, diharapkan dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng, menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat, serta memberikan nilai tambah bagi petani sawit,” ujarnya.
Baca juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Harga Minyak Goreng Kembali Naik di Gorontalo
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mendampingi kunjungan kerja Menteri BUMN Erick Thohir ke pabrik minyak makan merah di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Di Sumatera Utara sendiri, ada tiga pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak goreng per hari yang sedang dikerjakan, yakni di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, dan Asahan.
“Pabrik ini merupakan pilot project yang teknologinya dikembangkan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai salah satu anak usaha kami,” ujar Abdul Ghani.
Abdul Ghani mengatakan, jika pembangunan pabrik minyak makan merah di tahap pertama sukses, maka nantinya proyek minyak makan merah akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
“Dengan begitu, kita harapkan isu minyak goreng untuk masyarakat kecil tidak akan ada lagi, bahkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Promo JSM Alfamart dan Indomaret Spesial Akhir Tahun, Diskon Minyak Goreng hingga Popok
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M. Edwin Syahputra Lubis, mengungkapkan, bahwa inovasi teknologi yang dilakukan PPKS bersama PT Riset Perkebunan Nusantara, dapat menghasilkan sekitar 500 kg minyak makan merah per jam.
“Minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit memiliki nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan,” ujar Edwin.
Menurut Edwin, dibanding dengan minyak sawit merah dalam bentuk Virgin Palm Oil (VPO), komposisi asam lemak jenuh dalam minyak makan merah jauh lebih rendah.
Vitamin A yang banyak terkandung dalam minyak makan merah, lanjutnya, mampu menggantikan suplementasi vitamin A untuk mencegah stunting. Untuk menjamin kualitas produk, Badan Standarisasi Nasional (BSN) juga telah mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produksi massal minyak makan merah.
“Minyak makan merah terbukti lebih dari sekadar minyak goreng, karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutriennya,” terang Edwin. (Kompas.com/Tribunnews.com)