TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memfokuskan sisa masa kerjanya di Kementerian BUMN untuk mewujudkan transformasi yang berkelanjutan hingga 2034.
Di awal tahun 2023, orang nomor satu di Kementerian BUMN ini mengatakan terdapat empat fokus kerja agar hal tersebut terwujud.
Adapun fokus Erick Thohir ke depannya adalah melakukan blacklist terhadap direksi yang terbukti nakal dan merugikan negeri serta masyarakat dari Kementerian BUMN.
Membuat peta jalan Kementerian BUMN tahun 2024 – 2034, mengeluarkan omnibus law Kementerian BUMN dengan menyederhanakan 45 peraturan menteri menjadi 3 dan penguatan tata kelola investasi dana pensiun BUMN.
Baca juga: Pamer Kinerja di 2022, Erick Thohir: Stigma BUMN Tukang Ngutang Kita Patahkan
“Berbagai terobosan, konsolidasi, perbaikan sistem, memperkuat kepemimpinan, menjadi kunci dan bekal transformasi yang berkelanjutan,” kata Erick Thohir, Jumat (13/1/2023).
Ia tidak ingin transformasi yang sudah dijalankan dan terbukti berhasil memberikan hasil positif kepada negara dan masyarakat terhenti lantaran pergantian ere pemerintahan di tahun 2024 mendatang.
Terbukti berbagai transformasi mampu memaksimalkan kinerja keuangan di Kementerian BUMN.
Hal ini bisa dilihat berdasarkan data dari Kementerian BUMN.
Dari data perbandingan kinerja keuangan kuartal III tahun 2021 dan 2022 menunjukkan kinerja positif dari lembaga yang tengah dipimpin oleh Erick Thohir tersebut.
Seperti laba konsolidasi, pendapatan usaha, total ekuitas dan total asset terjadi peningkatan. Tercatat di kuartal III tahun 2022, laba konsolidasi dibukukan sebesar Rp 155 triliun.
Angka tersebut meningkat 154,1 persen jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2021 yang hanya di angka Rp 61 triliun.
Tak hanya itu, jika dibandingkan kinerja kuartal III tahun 2021 dan 2022 banyak terjadi lonjakan kinerja keungan yang signifikan.
Di antaranya adalah peningkatan pendapatan usaha sebesar 29,6 persen. Dari Rp 1.613 triliun di kuartal III 2021 menjadi Rp 2.091 di kuartal III 2022.
Begitu juga dengan total ekuitas yang mengalami peningkatan sebesar 26,6 persen. Dari 2.537 triliun menjadi Rp 3.211 di kuartal III 2022.
Bersamaan dengan itu, asset Kementerian BUMN juga meningkat sebanyak 9 persen jika dilihat dari perbandingan kuartal III tahun 2021 dan 2022.
Dimana total asset di kuartal III 2021 hanya di angka Rp 8.767 triliun menjadi Rp 9.559 triliun di kuartal III 2022.
Sementara itu, tingkat utang dibanding investasi tertanam Kementerian BUMN mengalami penurunan sebesar 4,6 persen. Di tahun 2020 sebanyak 38,6 persen menjadi 34 persen di kuartal III tahun 2022.
Angka-angka tersesbut belum termasuk kinerja PT Garuda Indonesia dari hasil restrukturisasi.
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Dorong Dirjen Imigrasi Mudahkan Layanan Investor Mancanegara
Terakhir, kontribusi Kementerian BUMN juga tercatat meningkat walaupun sempat terjadi kemunduran ekonomi karena pandemi.
“Walaupun dalam tekanan pada masa pandemi, kinerja BUMN menguat signifikan pada triwulan ketiga tahun 2022. Stigma BUMN tukang ngutang juga kita patahkan,” terang Erick Thohir.
Selama periode 2017 – 2019 kontribusi Kementerian BUMN kepada negara hanya di angka Rp 1.130 triliun. Kemudian periode 2020 hingga kuartal III 2022 menjadi Rp 1.198 triliun, angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp 68 triliun.
Maka dari itu, Erick Thohir berkomitmen membuat peta jalan agar transformasi dan kinerja positif Kementerian BUMN dapat terus berjalan hingga tahun 2034 walaupun terjadi pergantian kekuasaan.