Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) melakukan berbagai langkah transformasi dalam mengejar target produksi 1 juta barel per hari pada 2030.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, dalam mencapai target tersebut maka kuncinya adalah leadership yang mampu membangun kolaborasi pihak-pihak terkait.
"Tidak mungkin target produksi migas sebesar itu mampu direalisasikan sendiri oleh satu KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Harus ada kolaborasi yang didukung pembinaan terhadap sumber daya manusia (SDM) atau human resources di industri hulu,” kata Dwi dalam acara Forum Leadership Hulu Migas 2023, Selasa (17/1/2022).
Baca juga: Tinjau Blok Rokan, Presiden Jokowi Yakin SDM Nasional Mampu Kelola Potensi Migas Dalam Negeri
Ia menyebut, pemimpin transformasional yang memiliki visi ke depan sangat diperlukan di industri hulu migas dan semua hal yang menjadi hambatan mesti dicarikan solusi.
”Jika ada KKKS mengalami hambatan, segera sampaikan secara terbuka. SKK Migas akan bantu mencarikan penyelesaian,” ucapnya.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, di tengah beratnya tantangan pengusahaan hulu migas, yang antara lain dipicu oleh kondisi geopolitik yang makin hangat yakni konflik Rusia dan Ukraina, SKK Migas sendiri telah melakukan perubahan mindset.
Di antaranya, kalau dulu menjadi penguasa, sekarang menjadi pelayan. ”Intinya, kapal SKK Migas sarat dengan agenda perubahan. Kalau tidak mau ikut berubah, silakan cari kapal yang lain,” papar Dwi.
Adapun lima langkah transformasi yang tengah dilakukan SKK Migas yaitu yang pertama adalah Clear Vision, yakni memproduksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030.
Kedua, Organization as Center of Excellent, yang dilakukan dengan menata organisasi dan SDM menjadi lebih baik.
Baca juga: Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, BPH Migas Ungkap Modus Kecurangan hingga Pengawasan Belum Optimal
Ketiga, One Door Service Policy, yang ditandai dengan berperan aktif dalam setiap pengurusan izin. Keempat, Commercialization, yakni mengakselerasi komersialisasi potensi yang ada, dan kelima, Digitalization, yang dilakukan dengan mewujudkan Integrated Operation Center.