Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Uni Eropa sudah menciptakan Green Industrial Plan.
Dengan adanya rencana industri hijau tersebut, negara-negara Eropa dinilainya akan perlahan menutup pasar komoditas Indonesia yang dinilai tidak berlabel green.
"Artinya apa? Mereka ingin pelan-pelan menutup market kita. Jadi, market kita harus dibuka, tetapi market mereka harus ditutup dengan alasan-alasan kebijakan yang tentu disusupi ya," ujarnya dalam acara "Rilis Survei Nasional: Kinerja Persiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, Serta Peta Politik Terkini" dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu (22/1/2023).
Baca juga: Indonesia Siap Banding Soal Gugatan Ekspor Nikel di WTO, Moeldoko: Harus Diperjuangkan
Lebih lanjut, Erick mengatakan, dinamika perekonomian yang terjadi tersebut berlangsung di saat data ekonomi Uni Eropa sedang menuju jurang resesi.
Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia terus berlanjut dengan jumlah yang dinilainya besar sekali, yakni 51 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu, lanjut Erick, ekspor Indonesia juga terus mengalami peningkatan, sehingga ditakutkan oleh negara-negara pesaing.
"Karena memang sampai 2045 kan kita direncanakan mungkin masuk top 5, top 4 ekonomi besar dunia. Nah, mereka sudah membaca data ini, makanya mereka ingin perlambat ya, istilahnya jangan Indonesia cepet kaya gitu," pungkasnya.