TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI yang antara lain membidangi masalah keuangan dan finansial, Fathan Subchi meminta pemerintah mewaspadai kebijakan Federal Reserve (The Fed), Bank Sentral AS yang terus menaikkan suku bunga pinjaman (Fed Funds Rate) dalam beberapa waktu terakhir.
Kebijakan ini berpotensi menganggu upaya pemulihan ekonomi dalam negeri pasca Pandemi Covid-19 sehingga mengancam kelompok rentan.
“Kami berharap kalangan perbankan khususnya BRI bisa melakukan mitigasi risiko terhada kondisi likuiditas mata uang asing (USD) seiring kenaikan bunga Fed Fund Rate. Kenaikan ini dalam pandangan kami berpotensi menaikan inflansi dan perlambatan ekonomi,” ujar Fathan di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Baca juga: Saham Teknologi Diprediksi Memimpin Pasar karena Keberhasilan The Fed Kendalikan Inflasi
Fathan menjelaskan kebijakan kenaikan suku bunga The Fed merupakan upaya AS dalam menekan laju inflansi dalam negeri mereka.
Kebijakan yang dimulai sejak tahun lalu tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga semester II tahun ini.
“Kebijakan menaikkan suku bunga ini kalo kita cermati juga dilakukan banyak bank sentral di berbagai negara Eropa dan Amerika,” katanya.
Kenaikan suku bunga ini, lanjut Fathan berpeluang menyusutkan likuiditas global yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi di Kawasan Asia.
Mulai dari menurunnya investasi, menurunnya konsumsi masyarakat, ancaman larinya uang ke luar negeri, hingga penurunan nilai tukar rupiah.
“Jika ini terjadi maka kelompok rentan akan menjadi terancam sehingga membutuhkan antisipasi kebijakan baik dari kalangan perbankan maupun dari pemerintah,” ujar Sekretaris Fraksi PKB DPR RI tersebut.
Situasi ini, lanjut Fathan, harus menjadi alarm bersama, meskipun tidak boleh menganggu momentum pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Baca juga: Keuntungan Perbankan Amerika Serikat Diprediksi Anjlok Akibat Kenaikan Suku Bunga The Fed
Kalangan perbankan termasuk PT BRI bisa memperkuat peran intermediasi sektor-sektor yang bisa menyerap banyak tenaga kerja melalui penguatan UMKM.
“Dengan demikian sektor domestik akan kian kuat dalam menghadapi ketidakpastian global termasuk kebijakan kenaikan suku bunga The Fed,” ujarnya.
Secara khusus, Fathan juga meminta agar PT BRI terus mengembangkan keamanan layanan digital bagi para nasabahnya.
Hal ini penting mengingat ancaman kejahatan keuangan digital dari hari ke hari kian tinggi.
"Sebagai bank dengan menggunakan transaksi inovasi digital, BRI harus bisa menjaga keamanan transaksi bagi nasabah dan perlindungan data nasabah,” pungkasnya.