Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong Koperasi Karyawan (Kopkar) masuk menjadi bagian dari ekosistem industri manufaktur di Indonesia.
Ia menyebut apabila koperasi dikelola dengan benar dan profesional, bisa menjadi satu kekuatan ekonomi.
"Model koperasi seperti ini seharusnya ada di setiap industri manufaktur. Mereka bisa meniru model bisnis yang sudah ada di sini," kata Teten dikutip dari keterangannya, Kamis (26/1/2023).
Dalam kunjungannya ke Kopkar Adis Dimension Footwear, ia mengaku terinspirasi mengembangkan toko ritel modernnya menjadi seperti supermarket Coop di Prancis.
Baca juga: Menteri Teten Masduki: Pembangunan Creative Center Harus Bisa Dorong Kegiatan Usaha Kreator Lokal
“Coop itu jaringan ritel modern terbesar keempat di dunia, setelah Wallmart, Tesco, dan Carrefour. Dan itu dimiliki dan dikelola koperasi," ujar Teten.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu melihat toko ritel milik Kopkar Adis siap dikembangkan layaknya Coop.
"Saya melihat embrio atau benihnya ada di Kopkar Adis. Saya melihat toko ritelnya sudah siap untuk dikembangkan," katanya.
Teten menyatakan kesiapannya mendukung penuh upaya menjadikan Kopkar Adis sebagai kekuatan jaringan ritel modern di industri manufaktur di Indonesia.
"Saya membayangkan, setiap pabrik yang ada, memiliki supermarket seperti ini, yang kemudian dikelola oleh Kopkar Adis," ujarnya.
Dalam mengembangkan produk yang ada di supermarket Kopkar Adis, Teten menyebutkan bisa dihubungkan dengan koperasi-koperasi produsen yang ada.
Misalnya, dengan koperasi holtikultura di Ciwidey, koperasi beras di Semarang, koperasi petani pisang cavendish, dan sebagainya.
Ia pun mendorong AdisMart membuka banyak toko di sekitar pabrik.
"Konsumennya bisa menjadi anggota toko yang terkoneksi secara online," kata Teten.
Teten berujar apabila perusahaan memiliki Kopkar, dapat memberi banyak manfaat seperti kebutuhan konsumsi karyawan sehari-hari bisa dipenuhi dengan harga jauh lebih murah.
Kopkar juga disebut memiliki dukungan pembiayaan bagi karyawan (anggota) yang sifatnya mendesak seperti biaya sekolah anak, renovasi rumah, dan lainnya.
"Mereka tidak akan lagi terjebak rentenir. Ini sudah menjadi ekosistem bagi kesejahteraan karyawan," kata Teten.