Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 12 barista muda dari berbagai daerah beradu keterampilan menjadi barista paling mumpuni di babak semifinal dan final ajang Barista Innovation Challenge 2023 yang berlangsung pada Jumat dan Sabtu, 27-28 Januari 2023 di Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta.
Babak semifinal program yang didukung Kementerian Ekonomi Kreatif ini menampilkan 12 barista hasil penyisihan dari total 124 kontestan yang berpartisipasi di ajang ini dan kemudian disaring lagi menjadi 25 barista untuk memperebutkan peluang maju ke babak final untuk dipilih 12 besar.
Babak final berlangsung hari ini diikuti lima barista hasil dari penyisihan 12 barista yang adu skill meracik minuman kopi pada babak semifinal yang berlangsung kemarin.
"Agenda hari ini adalah grand final, dan program ini sudah kita mulai sejak Oktober 2022 lalu yang kita saring pesertanya dari 18 kota, kemudian berlanjutk ke counter final di Desember 2022. Dari 12 peserta di grand final akan dipilih jadi 5 barista untuk didapatkan tiga pemenang," ungkap Sherly Ruslie, Managing Director DRIPP Flavour & Rasa Group.
Baca juga: Pengusaha Nahdliyin Dorong Pemerintah Fungsikan Pelabuhan Ekspor Kopi dan CPO di Aceh Darussalam
Dia menyebutkan jumlah pendaftar yang masuk mencapai 148 orang tapi yang mengumpulkan video yang menampilkan skill sebagai barista sebanyak 124 peserta. Mereka berasal dari barista di cofffee shop hingga restoran.
Kompetisi barista ini diselenggarakan oleh Rasa Group bekerja sama dengan DRiPP Flavour, Ramoe dan Otten.
Rata-rata usia peserta 18 sampai 35 tahun. Sebanyak 80 persen usia peserta di bawah 35 tahun. Event tahun ini mengangkat tema Sustainability dan berkolaborasi dengan salah satu sekolah barista terbaik dunia d Italia.
Mereka yang mengirimkan video ke panitia dinyatakan lolos babak penyisihan awal.
Dia mengatakan, di kompetisi ini, dalam pembuatan video peserta perlu menyertakan narasinya agar menggugah selera penonton. Kemudian video tersebut diunggah ke media sosial.
Karena itu metode mereka menjual minumannya juga menjadi salah satu penilaian tersendiri bagi para juri.
"Kita mendorong peserta kompetisi ini memanfaatkan bahan baku lokal untuk dikombinasikan dan diolah bersama kopi dan bisa menjadi minuman signature di daerahnya baik dari sisi rasa maupun metodenya dan disebarluaskan di media sosial," ujar Sherly.
Dia menambahkan, di kompetisi ini setiap barista bisa membawa mentor sendiri. "Kita berupaya mendorong agar industri kopi ini bisa sustain termasuk dari sisi resources," ungkapnya.
Juara pertama kompetisi ini akan dibawa ke Italia untuk mengikuti kursus barista internasional. Sementara, juara kedua dan ketiga berhak mendapatkan kesempatan memperdalam ilmu barista di Indonesia Coffee Academy.
Shirley mengatakan, profesi barista akan terus tumbuh di Indonesia seiring dengan terus bermunculannya coffee shop di berbagai tempat. Hal itu juga didukung oleh mulai banyaknya sekolah-sekolah barista.
"Saat ini sudah cukup banyak sekolah barista yang bagus, diantaranya Indonesia Coffee Academy," kata Sherly.