"Dapat dilihat bahwa komitmen Bapak Presiden untuk program ini sangat besar. Terdapat ratusan triliun dari APBN yang dialokasikan untuk pembelian produk-produk industri dalam negeri. Hal ini juga terbukti pada industri elektronika yang mengalami peningkatan," ungkap Agus.
Menurut BPS, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik tumbuh sebesar 7,62 persen, didukung oleh tingginya permintaan pada akhir tahun 2022.
Seiring dengan itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 mencapai 206,35 miliar dolar AS, naik 16,45 persen dari angka tahun 2021 (177,2 miliar dolar AS) dan ditargetkan dapat meningkat hingga 225 miliar dolar AS -245 miliar dolar AS pada 2023.
"Kinerja ekspor kita di tahun 2022 juga sangat luar biasa, bila dibandingkan tahun sebelumnya. Selain karena hilirisasi, peningkatan ini juga dipacu oleh pengalihan-pengalihan produksi dari beberapa negara, yang tadinya mengandalkan suplai dari Rusia atau Ukraina, kemudian mendapatkan pasokan dari Indonesia," ucap Menperin.
Namun demikian, Menperin menyatakan perlunya waspada terhadap kondisi perekonomian global karena konflik yang terjadi masih terus berlangsung.
"Hal ini akan mengakibatkan disrupsi tersendiri terhadap supply chain. Kami di Kemenperin berupaya memberikan kemudahan kepada para pelaku industri melalui berbagai insentif untuk mengurangi dampak yang dirasakan akibat gejolak ekonomi global," terang Agus.