Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan menyelenggarakan pelayaran Perintis sebanyak 116 trayek di tahun 2023.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha memaparkan, ratusan trayek pelayaran Perintis itu ditujukan untuk menghubungkan daerah terpencil yang tersedia di 42 pelabuhan pangkal dan 562 pelabuhan singgah.
"Angkutan perintis ini untuk menghubungkan daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP) serta memperlancar mobilisasi penumpang dan barang untuk memperluas konektivitas ke wilayah 3TP tersebut," kata Arif saat Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Arif menjelaskan, penyelenggaraan pelayaran perintis ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008.
Artinya, pelayaran perintis ditetapkan untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial.
"Dengan dilaksanakannya angkutan perintis di daerah tentu akan memberikan manfaat bagi masyarakat daerah tersebut," ucap dia.
"Tak hanya sebagai penghubung wilayah, tapi juga mampu memciptakan lapangan kerja padat karya, meningkatkan UMKM setempat serta meningkatkan taraf hidup masyarakat dan peradaban," sambungnya.
Baca juga: Kemenhub Luncurkan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 89, Layani Rute Sulteng-Kalimantan
Terakhir, Arif berujar, terjadi peningkatan penumpang angkutan laut Perintis sepanjang tahun 2018 sampai 2022. Dia mencatat, penumpang terbanyak terjadi di tahun 2022 yaitu mencapai 1.129.734 orang.
Sementara jumlah muatan barang yang dilayani angkutan Perintis juga relatif naik dan jumlah barang terbanyak adalah tahun 2022 sebanyak 173.643 ton/m3.
Baca juga: Kemenhub Isi Kekosongan Rute KM Arafah dan KM Elsadai dengan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 40
"Selain sebagai sarana transportasi rutin, keberadaan kapal perintis juga bisa mendukung penugasan lainnya, misalnya dalam mendukung acara keagamaan masyarakat Papua, kapal perintis dikerahkan untuk mobilisasi para jemaatnya," ujarnya.