Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan, salah satu penyebab kinerja BUMN secara konsolidasi meningkat signifikan sepanjang tahun 2022 adalah ditunjang oleh efisiensi.
Salah satu indikatornya adalah penurunan rasio utang BUMN terhadap ekuitas yang turun dari 36,2 persen jadi 34,2 persen.
"Ada yang bilang utang naik tapi kan tentunya ekuitasnya juga naik. Ini yang kita tekankan bahwa BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik itu salah," ucap Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR-RI di Jakarta, (13/2/2023).
Erick memaparkan, modal BUMN pada 2022 yang mencapai Rp3.150 triliun atau jauh lebih besar ketimbang utang yang sebesar Rp1.640 triliun.
Utang BUMN akan terus berkurang antara lain karena Erick juga mendorong percepatan pembayaran utang seperti di PLN dan pembayaran utang tepat waktu.
"Salah satu efisiensi yang ada di PLN itu bagaimana Capex (Belanja Modal) yang kita tekan targetnya 50 persen sudah mencapai 40 persen. Itu ada perbaikan penurunan utang sampai Rp 96 triliun, jadi sekarang tinggal Rp 404 triliun," papar Erick.
Pada kesempatan Erick juga mengungkapkan bahwa laba konsolidasi BUMN diproyeksikan mencapai Rp303,7 triliun pada 2022 atau naik Rp 179 triliun dari laba bersih konsolidasi pada 2021.
Baca juga: Di Depan DPR, Erick Pamer Laba Bersih Konsolidasi BUMN Rp 303,7 Triliun di 2022
Angka tersebut merupakan laba unaudited (belum diaudit).
"InsyaAllah nanti kalau diaudit pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp303,7 triliun, artinya ada peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun," sebutnya.
Total laba konsolidasi BUMN tersebut sudah termasuk laba nontunai Garuda Indonesia yang mencapai Rp55,7 triliun.
Pada kesempatan yang sama, kinerja BUMN secara konsolidasi juga terindikasi dariĀ peningkatan aset dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun.
Baca juga: Petani Keluhkan Pupuk Subsidi Langka, BUMN Pupuk: Stok Cukup, Penyaluran Juga Normal
Sementara, Ekuitas BUMN secara keseluruhan mencapaiĀ dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun pada 2022.
Hasilnya dari bisnis BUMN juga tumbuh positif, antara lain karena terlihat dari pendapatan yang mencapai Rp2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya yang sebesar Rp2.292 triliun pada tahun sebelumnya.