Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ketua Federal Reserve AS (The Fed) Jerome Powell mengatakan The Fed kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dilakukan sebagai tanggapan atas data ekonomi AS yang kuat. The Fed perlu bergerak dalam langkah yang lebih besar untuk menunjukkan tindakan yang lebih keras guna mengendalikan inflasi, kata Powel kepada anggota parlemen AS pada Selasa (7/3/2023).
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa tingkat akhir suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," ungkap Powell di hadapan Komite Perbankan Senat AS, yang dikutip dari Reuters.
Baca juga: Sinyal Hawkish The Fed Picu Perbankan AS Naikkan Suku Bunga Deposito
Data ekonomi yang kuat menjadi tanda bahwa The Fed perlu berbuat lebih banyak untuk meredam inflasi, tambah Powell, bahkan kemungkinan bank sentral AS dapat kembali ke kenaikan suku bunga yang lebih besar
dibandingkan seperempat poin presentase.
"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," ujar Powell.
Pernyataan itu menjadi komentar pertama Powell sejak inflasi melonjak pada Januari, dan menandai pengakuan tegas mengenai "proses disinflasi" yang dia bicarakan berulang kali dalam konferensi pers 1 Februari tidak berjalan mulus.
Para senator AS menanggapi pernyataan Powel dengan berbagai pertanyaan dan mengarahkan kritik seputar, apakah The Fed telah menganalisis masalah inflasi dengan benar dan apakah tekanan harga dapat dijinakan tanpa merusak pertumbuhan ekonomi serta pasar tenaga kerja secara signifikan.
Senator AS Elizabeth Warren menuduh The Fed "berjudi dengan nyawa orang" melalui kenaikan suku bunga, karena tingkat pengangguran meningkat lebih dari satu poin persentase.
"Anda mengklaim hanya ada satu solusi: PHK jutaan pekerja," kata Warren.
"Akankah orang-orang yang bekerja menjadi lebih baik jika kita meninggalkan pekerjaan kita dan inflasi melambung?" balas Powell.
"Menaikkan suku bunga tentu saja tidak akan menghentikan bisnis mengeksploitasi semua krisis ini untuk mendongkrak harga," kata Senator AS dari Partai Demokrat, Sherrod Brown.
Dalam pertemuan itu Partai Demokrat berfokus pada peran laba perusahaan yang tinggi yang kemungkinan dapat mempengaruhi kebijakan terkait pengendalian inflasi.
Sementara Partai Republik berfokus mengenai apakah kebijakan energi membatasi pasokan bahan bakar dan menjaga harga lebih tinggi dari yang dibutuhkan, serta apakah pengeluaran federal yang terkendali dapat membantu perjuangan The Fed dalam menghadapi inflasi.
"Satu-satunya cara untuk menurunkan inflasi yang kaku ini adalah dengan menyerangnya dari sisi moneter dan fiskal. Semakin banyak kita membantu di sisi fiskal, semakin sedikit orang yang harus Anda keluarkan dari pekerjaan," kata Senator AS dari Partai Republik, John Kennedy.
"Itu bisa berjalan seperti itu," kata Powell.
Pada kesempatan terpisah dalam pertemuan itu, Powell nampak setuju dengan pernyataan anggota parlemen dari Partai Demokrat bahwa laba perusahaan yang lebih rendah dapat membantu menurunkan inflasi, dan dengan argumen Partai Republik mengenai lebih banyak produksi energi dapat membantu menurunkan harga.
Sangat Hawkish
Pernyataan Powell hampir menyiratkan pejabat The Fed akan memproyeksikan titik akhir yang lebih tinggi untuk suku bunga acuan pada pertemuan 21 hingga 22 Maret mendatang. Hal itu memicu repricing cepat di pasar obligasi karena investor meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan menyetujui kenaikan setengah poin persentase.
Suku bunga kebijakan The Fed saat ini berada di kisaran 4,50 persen hingga 4,75 persen. Para pejabat The Fed melihat suku bunga naik ke tingkat 5,1 persen pada Desember.
Pernyataan Powell "sangat hawkish," kata seorang analis pasar di TraderX yang berbasis di London, Michael Brown.
Baca juga: Bursa Saham Asia Anjlok Terbebani Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed
Dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin, Brown mengatakan laporan pekerjaan bulanan yang kuat kemungkinan akan mengarah pada "seruan untuk tingkat terminal 6 persen", atau hampir satu poin persentase lebih tinggi dari yang diproyeksikan pejabat The Fed pada Desember.
Rilis laporan pekerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Februari pada Jumat (10/3/2023) dan laporan inflasi minggu depan dikutip oleh Powell sebagai hal penting dalam membentuk langkah The Fed untuk pertemuan berikutnya.
Powell dijadwalkan menghadap Komite Jasa Keuangan DPR AS pada hari ini, Rabu (8/3/2023).