Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap pihaknya sedang melakukan kajian mendalam terkait hilirisasi rumput laut.
Trenggono mengatakan dalam evaluasi ini, ia telah meminta Direktur Jenderal (Dirjen) Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan TB Haeru Rahayu untuk memeriksa pengaruh dua jenis rumput laut yang diproduksi Indonesia terhadap industri berikutnya.
"Kita sedang melakukan suatu evaluasi mendalam soal itu (hilirisasi rumput laut). Salah satunya, kita itu punya produksi dua jenis rumput laut yang cukup signifikan. Kita lagi hitung, saya minta ke Direktur Jenderal Budidaya, seberapa besar rumput laut kita ini memberikan pengaruh kepada industri berikutnya," katanya ketika ditemui di Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (8/3/2023).
Baca juga: Petani di Sulawesi Tenggara Keluhkan Harga Rumput Laut yang Naik Turun
Apabila dua rumput laut tersebut memiliki pengaruh yang besar, maka ia akan mendorong investasi di industri berikutnya dan mendukung hilirisasi rumput laut terjadi.
"Kalau itu sangat besar dan sangat signifikan, maka kita akan mendorong kepada industri berikutnya untuk berinvestasi di Indonesia dan kita berikan dukungan penuh agar hilirisasi rumput laut itu terjadi," ujar Trenggono.
Adapun tiga wilayah telah dipetakan untuk dibuat semacam modelling dalam hal hilirisasi rumput laut ini adalah NTT, Halmahera Selatan, dan Wakatobi.
"Itu tiga wilayah yg saya ingin dengan Dirjen Budidaya supaya di tahun ini dijadikan satu model," katanya.
Trenggono menyebut sudah mengundang beberapa investor dan ada satu perusahaan yang memiliki pabrik rumput laut.
"Kita sudah undang beberapa investor. Di Eropa bahkan itu ada satu yang besar itu mereka punya rumput laut pabrik yang salah satunya digunakan untuk caviar. Caviar warna hijau kuning hitam itu bisa dari rumput laut," ujar Trenggono.
Metode hilirisasi rumput laut yang akan diterapkan nanti melibatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
"Jadi, misalnya mulai dari pengembangan bibit melalui kultur jaringan. Cara budidaya tidak menggunakan tambang plastik lagi atau rafiah, tapi dengan alat yang lebih ramah lingkungan. Antara petani dan industri juga harus dekat. Itu kita siapkan," kata Trenggono.
"Misalnya, di Wakatobi sudah cukup bagus masyarakatnya. Kita akan berikan dukungan soal sarana pra sarana dan akan kita hadirkan industri," ujarnya melanjutkan.
Sebagai informasi, rumput laut termasuk salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang menjadi andalan dalam peningkatan produksi, meningkatkan perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Direktur Jenderal Budidaya Kementerian KKP TB Haeru Rahayu pernah mengatakan, bisnis penyediaan bibit rumput laut masih sangat berpotensi untuk didorong, karena secara teknis metode budidaya rumput laut mudah, murah, umur panen pendek, panen dan pasca panen sederhana, serta menyerap banyak tenaga kerja.
Seiring dengan berkembangnya usaha budidaya rumput laut, maka keberadaan sentra pembibitan atau kebun bibit rumput laut sangat diperlukan dalam rangka mendukung berkembangnya usaha budidaya rumput laut di masyarakat.