TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta pemerintah melibatkan pengusaha lokal dalam impor daging sapi.
Pengusaha lokal dapat berperan sebagai pemasok daging sapi lokal yang diimpor, sehingga dapat memperkuat industri peternakan dalam negeri.
"Pengusaha lokal dapat berperan sebagai agen pengimpor daging sapi dari luar negeri. Mereka dapat membantu pemerintah dalam memastikan kualitas daging sapi yang diimpor sesuai standar yang ditetapkan dan bahwa daging tersebut aman untuk dikonsumsi," kata Ketua Kompartemen Bidang Peternakan BPP Hipmi, Arie Nanda Djausal, Minggu (12/4/2023).
Baca juga: Impor Daging Kerbau dari India, Bulog Jamin Bebas Penyakit Mulut dan Kuku
Selain itu, kata Arie Nanda, pengusaha lokal juga dapat membantu pemerintah mempromosikan daging sapi lokal.
"Pengusaha dapat memasarkan daging sapi lokal dengan cara yang lebih efektif dan inovatif. Sehingga dapat meningkatkan permintaan dan keberlangsungan produksi daging sapi dalam negeri," kata Arie Nanda yang juga mantan Ketua Umum BPD Hipmi Provinsi Lampung itu.
Menurut dia, keterlibatan pengusaha lokal dalam impor daging sapi sangat penting untuk memperkuat industri peternakan dalam negeri dan menjaga keseimbangan perdagangan.
Dalam hal ini, pemerintah perlu memfasilitasi pengusaha lokal dalam mengimpor daging sapi dan membantu mereka memasarkan produk-produk daging sapi lokal yang berkualitas.
"Dengan demikian, impor daging dapat menjadi peluang bagi pengusaha lokal untuk terlibat dalam mengembangkan industri peternakan dalam negeri," kata Arie Nanda.
Sementara mengutip data Badan Pusat Statistika (BPS) impor daging kerbau pada 2021 mencapai 35.764 ton, meningkat dari 2020 yang hanya mencapai 28.933 ton.
Impor daging kerbau terbanyak berasal dari India, diikuti Australia,dan Selandia Baru.
Menurut BPS, kenaikan impor daging kerbau pada 2021 disebabkan peningkatan konsumsi daging kerbau di dalam negeri.
Meskipun Indonesia merupakan produsen daging kerbau terbesar di dunia, produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.
Peningkatan impor daging kerbau juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan produksi daging nasional, mengingat produksi daging sapi yang masih kurang memadai.
Namun, impor daging kerbau tetap harus diatur dengan baik agar tidak mengganggu produksi daging sapi dan keseimbangan perdagangan dalam negeri.
Dia mencontohkan upaya Pemerintah Provinsi Lampung, untuk tetap menjaga populasi ternak agar tetap menjadi lumbung ternak nasional.
"Produksi ternak sapi dan kerbau di Lampung berlimpah dan menjadi pemasok untuk luar Lampung. Impor juga harus memperhatikan keberlangsungan peternakan di daerah seperti Lampung," kata Arie.