News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mendag Zulkifli Hasan Siap Kembangkan Pasar Non Tradisional ke India Pakistan dan Bangladesh

Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kanan) Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Duta Besar Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi (kiri) di KBRI New Delhi, India, Senin (13/3/2023).

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan siap mengembangkan pasar potensial non tradisional baru, sebagai cara merespons pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

"Ekonomi dunia melambat. Saya bicara fakta. IMF maupun Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat," ujar Mendag Zulkfili Hasan di KBRI di New Delhi, India, Senin (13/3/2023).

Seperti diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat pertumbuhan ekonomi global pada 2022 sebesar 3,4 persen dan pada 2023 diprediksi tumbuh melemah di kisaran 1,7-2,9 persen.

Baca juga: Perjuangkan Komoditas Unggulan Ekspor RI, Ini Jadwal Kunjungan Kerja Mendag Zulkifli Hasan di India

Hal itu disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), negara-negara maju di Eropa, China, dan Jepang. AS misalnya, pada 2022 pertumbuhan ekonominya sebesar 2,1 persen tapi tahun ini diperkirakan hanya berkisar 1,2-1,4 persen.

Mendag juga mengatakan, untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah Indonesia mengembangkan pasar baru yang non tradisional. Salah satunya yaitu negara-negara di Asia selatan.

"Tadi saya bilang sama Anderson Tanoto (Managing Director Royal Golden Eagle (RGE) Group). Masuk disini karena pasarnya besar sekali. Inilah salah satu tujuan saya datang ke India," ujarnya.

Mendag mengatakan, tiga negara di Asia Selatan yang masuk dalam target pengembangan pasar non tradisional yaitu India, Pakistan, Bangladesh. "Tiga negara ini ternyata surplusnya (terhadap Indonesia, red) besar sekali. India (surplus) 16 miliar dolar AS, Pakistan hampir 3 miliar dolar AS, dan Bangladesh hampir 2 miliar AS," katanya.

Pria yang karib disapa Zulhas tersebut mengatakan, Asia Selatan sangat penting dan punya potensi besar.

"Makanya saya bolak-balik kesini, bukan untuk jalan-jalan," ujarnya sambil tertawa.

Pada 2022, total perdagangan Indonesia dan India tercatat sebesar 32,71 miliar dolar AS atau naik 55,68 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 21,01 miliar dolar AS.

Pada 2022, ekspor Indonesia ke India tercatat sebesar 23,38 miliar dolar AS sementara impor Indonesia dari India sebesar 9,33 miliar dolar AS. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 14,05 miliar dolar AS.

Produk ekspor utama Indonesia ke India di antaranya batubara, minyak kelapa sawit dan turunannya, besi paduan, asam lemak monokarboksilat industri, serta bijih tembaga dan konsentratnya. Sementara produk utama impor Indonesia dari India di antaranya produk besi setengah jadi, tebu atau gula bit, kacang tanah, daging kerbau beku, serta paduan ferro.

Selain tiga negara di Asia Selatan, Mendag juga menyebut potensi pasar atau kerjasama perdagangan dengan Timur Tengah. Menurut Mendag, Timur Tengah punya potensi besar. Katanya, pembangunan Timur Tengah saat ini begitu massif dan memiliki uang banyak. Oleh karena itu, Timur Tengah penting untuk mengembangkan perdagangan kita yang sekarang dikuasai Tiongkok, Vietnam, dan Thailand.

Mendag juga sedang menjajaki pasar non tradisonal dengan Afrika. "Afrika punya 1,4 miliar manusia. Abad ini berbeda dengan yang lalu. Dulu isunya Afrika kelaparan. Perang saudara. sekarang mereka tumbuh."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini