News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham Perbankan Asia Amblas Dibayangi Kebangkrutan Silicon Valley Bank

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Silicon Valley Bank. Saham perbankan Asia terpantau mengalami penurunan tajam, setelah Silicon Valley Bank (SVB) menutup semua layanannya akibat dilanda krisis modal terparah sejak 15 tahun terakhir tepatnya pada 2008 silam.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Saham perbankan Asia terpantau mengalami penurunan tajam, setelah Silicon Valley Bank (SVB) menutup semua layanannya akibat dilanda krisis modal terparah sejak 15 tahun terakhir tepatnya pada 2008 silam.

Menurut catatan Reuters kebangkrutan yang melanda SVB tak hanya membuat pasar saham bank-bank AS kehilangan nilai lebih dari 100 miliar dolar AS, namun juga telah memicu penurunan pada saham HSBC Holdings yang ada di Hong Kong hingga melemah sekitar 1,7 persen, terendah sejak 2 bulan terakhir.

Penurunan serupa juga terjadi pada saham Standard Chartered Bank yang turun satu persen pada pembukaan pasar, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Silicon Valley Bank Kolaps, The Fed Umumkan Program Pendanaan 25 Miliar Dolar AS Dukung Perbankan AS

Di Asia, Topix Jepang dilaporkan turun sebanyak 2 persen, sementara Mitsubishi UFJ anjlok hampir 4 persen menjadi 896,3 yen. Diikuti Sumitomo Mitsui Financial Group yang merosot sebanyak 5 persen dan Indeks Topix Banks yang amblas 4,75 persen.

Kemerosotan pasar saham juga terjadi pada The Development Bank of Singapore Limited atau DBS, dimana saham bank terbesar Singapura ini anjlok ke level terendah menjadi 32,71.

Sedangkan saham OCBC nilainya merosot hampir 1,5 persen dan saham bank-bank Eropa kehilangan poin hingga merugi sekitar 50 miliar dolar AS.

Semua penurunan ini terjadi buntut dari respon negatif para investors pada industri perbankan di AS atas penutupan layanan Silicon Valley Bank, akibat terpengaruh sikap agresif the Fed yang terus menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi mencapai 450 basis point selama setahun terakhir.

Munculnya tekanan ini yang membuat simpanan likuiditas Silicon Valley Bank terkikis lantaran permintaan konsumen untuk melakukan pinjaman mengalami penyusutan ditengah meningkatnya aksi rush bank atau penarikan uang secara massal.

Sehingga SVB mengalami pembengkakan kerugian mencapai 80 miliar dolar AS hanya dalam hitungan 48 jam terakhir.

Situasi panas di perbankan AS kian diperparah dengan runtuhnya bank kripto Silvergate, yang mengalami krisis likuidasi setelah ledakan FTX tahun lalu. Alasan ini yang memicu sentimen negatif pada ekonomi dunia, hingga para investor kompak meninggalkan pasar saham perbankan global.

"Kemungkinan akan ada migrasi lebih lanjut ke bank yang lebih kuat dan mereka yang memiliki basis aset besar dan ekuitas rendah akan terus melihat deposan melepaskan modal," kata Chris Weston, kepala penelitian di perusahaan trading Pepperstone.

Kendati Menteri Keuangan Janet Yellen menegaskan bahwa pemerintah Amerika memiliki keyakinan penuh pada kemampuan mereka untuk menanggapi situasi tersebut. Namun hal itu tak cukup mampu mengembalikan kepercayaan investor.

Diperkirakan penurunan ini akan terjadi selama beberapa hari kedepan mengingat saat ini situasi pasar di AS terus menunjukan sentimen negatif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini