Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulan Ramadan selalu menjadi momentum mengungkit kinerja beberapa sektor saham meskipun situasi pasar masih berfluktuasi kencang.
Hal itu disampaikan Assurance & Advisory Partner Grant Thornton Indonesia Ciwi Paino dalam keterangannya, Senin (20/3/2023).
“Memasuki bulan Ramadan, saham - saham ritel dan konsumsi kerap menjadi favorit. Prospek sektor konsumsi terdongkrak oleh pemulihan aktivitas masyarakat sehingga mendukung tren penjualan di 2023,” ucapnya.
Baca juga: Saham Credit Suisse Anjlok 60 Persen Usai Diakuisisi Bank UBS
Hal ini, menurutnya, didukung oleh meningkatnya belanja dan konsumsi masyarakat yang juga memperoleh pendapatan tambahan dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR) atau gaji ke-13.
“Momentum hari raya ini dapat dimanfaatkan para investor untuk mulai bersiap - siap mengoleksi secara bertahap beberapa saham - saham unggulan di bulan Ramadan,” ucap Ciwi.
Ciwi menambahkan investor bisa mencermati saham yang biasa berpotensi menghasilkan profit selama Ramadan seperti saham emiten ritel dan juga konsumen.
“Tidak hanya itu, ada dua sektor lain yang berpeluang membukukan kinerja cemerlang seperti sektor transportasi dan sektor infrastruktur,” lanjutnya.
Pasar saham Indonesia, imbuhnya, mencatat kinerja yang baik di 2022, mengungguli kinerja pasar saham di kawasan ASEAN lainnya, yang juga didukung stabilitas kondisi makro ekonomi domestik.
“Volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi karena pasar masih akan terus memperhatikan arah kebijakan suku bunga dan juga seberapa dalam pelemahan ekonomi yang dapat terjadi di 2023,” tukas Ciwi.
Berdasarkan data Mirae Asset Sekuritas, tercatat tiga indeks sektor saham yang mencatatkan kenaikan. Ketiga indeks sektoral itu ialah, sektor konsumer primer, sektor teknologi, serta sektor transportasi dan logistik.
Indeks - indeks itu mencatatkan kinerja yang lebih baik ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 1,32 persen secara year to date.
Tercatat indeks sektor transportasi dan logistik mencatatkan kenaikan paling tinggi, yakni sebesar 7,8 persen.
Sementara itu, sektor teknologi mencatatkan kenaikan sebesar 4,5 persen dan sektor konsumer primer naik 1,6 persen.
--