Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Saham First Republic Bank di Wall Street terpantau melonjak 29,47 persen dan harganya melesat jadi 15,77 dolar AS per lembar, Rabu (22/3/2023).
Angka ini melompat jauh bila dibandingkan dengan reli bank lokal AS seperti PacWest Bancorp yang hanya membukukan kenaikan 18,7 persen dengan total likuiditas 10,8 miliar dolar AS.
Sementara Grup UBS hanya melonjak sekitar 12 persen setelah mengakuisisi Credit Suisse. Sedangkan Deutsche Bank ( DB ) Jerman mengalami kenaikan tipis sebesar 6,9 persen, dan New York Community Bank ( NYCB ) rebound 6,7 persen.
Reli First Republic Bank bahkan turut mengungguli saham Western Alliance ( WAL ) asal Phoenix yang hanya mengalami kenaikan sebanyak 15 persen dan Saham US Bancorp ( USB ) yang terangkat 8,9 persen.
Dengan perolehan tersebut posisi First Republic dapat melesat paling tinggi memimpin reli saham bank regional di Wall Street, seperti yang dikutip dari Reuters.
Keruntuhan First Republic
Sebelum mengalami lonjakan saham, sejumlah ahli menilai First Republic sebagai salah satu bank regional yang paling berisiko mengalami kebangkrutan menyusul keruntuhan yang menimpa ketiga perbankan AS yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvergate Bank akibat mengalami krisis modal.
Aksi rush bank atau penarikan uang secara massal yang dilakukan investor First Republic Bank imbas hilangnya kepercayaan nasabah dan investor telah membuat bank terbesar ke-14 ini mengalami penurunan saham sebesar 80 persen selama sepekan.
Baca juga: Saham First Republic Bank Kembali Anjlok Tajam, Diprediksi Susul Kebangkrutan Silicon Valley Bank
Jumlah tersebut anjlok drastik apabila dibandingkan dengan saham Republic bank di akhir 2022 yang terus mencatatkan kenaikan, hingga bank asal Nevada ini memiliki memiliki aset 212 miliar dolar AS dan deposit sejumlah 34,27 miliar dolar AS.
Baca juga: Cegah Kebangrutan First Republic Bank, 11 Layanan Keuangan Amerika Beri Bantuan 30 Miliar Dolar
Akan tetapi kondisi tersebut berbalik, usai industri perbankan AS dilanda kontraksi. Sebelum sahamnya anjlok, First Republic sempat mendapatkan dana talang sebesar dana talang sebesar 30 miliar dolar AS, dari Bank of America, Citigroup, JPMorgan Chase dan Wells Fargo yang masing – masing sukses menggalang deposito sebanyak 5 miliar dolar AS untuk First Republic Bank.
Langkah serupa juga diikuti oleh Goldman Sachs dan Morgan Stanley yang menyumbang deposit dengan total 5 miliar dolar AS.
Sementara perbankan lainya seperti BNY Mellon, PNC Bank, State Street, Truist dan US Bank masing-masing melakukan deposit yang tidak diasuransikan sebesar 1 miliar dolar AS.
Langkah tersebut awalnya diambil agar First Republic Bank dapat bangkit kebangkrutan pasca mengalami krisis likuiditas. Namun cara tersebut belum cukup mampu membangkitkan First Republic Bank.
Hingga Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen ikut turun tangan, dengan mendukung simpanan di lebih banyak bank untuk mencegah risiko penularan kebangkrutan.
“Langkah yang kami ambil tidak terfokus untuk membantu bank atau golongan bank tertentu. Intervensi kami diperlukan untuk melindungi sistem perbankan AS yang lebih luas,” kata Yellen dalam sambutan yang disiapkan untuk pidato di American Bankers Association.
Berkat pernyataan Yellen, situasi perbankan di AS perlahan membaik. Arus keluar simpanan agregat juga tampak stabil dari hari sebelumnya