TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I tahun ini di kisaran 4,9 persen alias di bawah 5 persen karena melemahnya daya beli masyarakat.
David mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 hanya akan di kisaran 4,9 persen lantaran kinerja konsumsi rumah tangga yang tak setinggi harapan.
Selain itu, normalisasi harga komoditas mendorong pelemahan kinerja perdagangan Indonesia.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan agak melambat. Kalau ekspor memang cenderung melandai karena harga komoditas menurun," tutur David dikutip dari Kontan, Kamis, 4 Mei 2023.
Dari sisi konsumsi rumah tangga, David melihat ada masalah pelemahan daya beli terutama masyarakat yang memiliki mata pencaharian yang berhubungan dengan harga komoditas.
Seperti, masyarakat di luar Pulau Jawa. Dengan normalisasi harga komoditas, bisa berarti pendapatan masyarakat yang berkecimpung akan menurun. Hal ini yang mempengaruhi daya beli masyarakat tersebut.
David juga melihat masyarakat cenderung hati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Meski, memang ada momen hari besar seperti Tahun Baru dan Tahun Baru Imlek, masyarakat lebih bijak dalam konsumsi.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2023 Diprediksi 5 Persen, Kemenkeu Ungkap Faktor Pendorongnya
Jika menilik sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023, David bilang sumber pertumbuhan ada pada kinerja investasi.
"Pada kuartal I-2023 banyak yang menambah pengeluaran modal. Selain itu, aliran investasi portofolio juga mengalir deras yang merupakan cerminan kepercayaan investor," tandasnya.
Laporan reporter: Bidara Pink | Sumber: Kontan