Negara kedua yang meninggalkan dolar AS adalah China.
Presiden China Xi Jinping mengumumkan negara itu akan menggunakan yuan untuk membeli gas alam cair (LNG) dari Uni Emirat Arab (UEA) pertama kalinya dalam sejarah pada Maret lalu.
Dilaporkan Geopolitical Economy, kesepakatan ini terjadi antara Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional China milik negara dan perusahaan Perancis TotalEnergies.
Kondisi ini sangat berarti karena perusahaan Eropa bersedia melakukan transaksi dalam yuan, bukan dollar AS.
Pada 30 Maret, China dan Brasil juga sepakat untuk berdagang satu sama lain dalam mata uang lokal mereka, yuan dan reais.
Baca juga: Dedolarisasi Bisa Bikin Rupiah Lebih Stabil, Begini Analisis Para Ekonom
3. Brasil
Tidak hanya berdagang dengan mata uang lokal, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menegaskan ia mendukung pembuatan mata uang baru untuk perdagangan antara negara-negara BRICS.
Kelompok ini mencakup negaranya, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Diberitakan First Post, ia juga meminta negara-negara BRICS berhenti menggunakan dollar AS dalam perdagangan lintas batas.
Selain itu, Luiz juga mendorong negara-negara berkembang untuk mengganti dollar AS dengan mata uang mereka sendiri dalam perdagangan internasional.
4. Argentina
Argentina sejak April lalu telah berdagang dengan China menggunakan uang yuan.
Dikutip dari First Post, Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa mengatakan bahwa negara itu membayar impor China dalam yuan untuk menjaga cadangan dana internasionalnya.
Negara Amerika Selatan ini berjuang melawan krisis cadangan dolar AS di tengah penurunan tajam ekspor pertanian akibat kekeringan bersejarah, serta ketidakpastian politik menjelang pemilu tahun ini.