Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi digital Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan menjadi juara di kawasan regional ASEAN.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengungkapkan, hal tersebut terbukti dari raihan nilai ekonomi digital yang sebesar 77 dolar AS pada 2022.
Baca juga: FEKDI 2023: Ekonomi Digital Sebagai Buffer dan Akselerator Perekonomian Nasional
"Pada tahun 2022 nilai total ekonomi digital Indonesia mencapai Rp77 miliar dolar AS atau tumbuh 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ucap Rudy dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), pada Rabu (10/5/2023).
"Sehingga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di regional dan menguasai 40 persen pangsa ASEAN," sambungnya.
Baca juga: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Cepat, Tapi Belum Siap Hadapi Serangan Siber
Menurut Rudy, percepatan pengembangan inovasi dan teknologi telah menuntun Indonesia ke tahap transformasi keuangan dan ekonomi digital.
Puncaknya, pada saat pandemi Covid-19 yang terjadi pada rentang 2020-2022.
"Dalam kurun 3 tahun terakhir perekonomian nasional dihadapkan sejumlah tantangan, akibat adanya pandemi Covid-19 dan juga rentetan gejolak ekonomi global. Akhirnya kondisi tersebut memberikan peran penting inovasi dan teknologi dalam menjaga daya saing maupun ketahanan perekonomian," pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) terus mencatat adanya peningkatan penerapan digital pada sistem pembayaran di Tanah Air. Dengan demikian, penggunaan uang tunai (cash) di bakal semakin menurun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, penerapan digital ini seperti penggunaan Uang Elektronik (UE), transaksi e-commerce, dan layanan perbankan digital.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat mengakselerasi ekonomi keuangan digital di Indonesia," ucap Perry dalam acara Opening Ceremony of Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023.
"Penggunaan sarana digital dan juga sistem pembayaran, dari yang besar sampai kemudian ke pasar-pasar tradisional UMKM, bahkan juga di rumah ibadah, di masjid atau gereja sekarang menggunakan digital," sambungnya.
Perry melanjutkan, BI memperkirakan nilai transaksi uang elektronik pada 2023 dapat menembus Rp 495 triliun.
Kemudian, transaksi e-commerce dapat mencapai Rp 533 triliun, dan layanan perbankan digital diprediksi mencapai Rp 64 ribu triliun.
"Dulu kita harus datang ke perbankan, sekarang kita bisa melakukan transaksi keuangan secara digital di mana saja dan kapan saja," pungkas Perry.