News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Akan Bangun 250 SPBU Nelayan Lewat Program Solusi

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MenKopUKM Teten Masduki di acara Peresmian SPBUN Koperasi Tunas Usaha Sejahtera sekaligus Mukernas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Lhoknga, Aceh, (14/5/2023).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana menghadirkan lebih banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di berbagai desa nelayan di Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, pihaknya bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah bekerja sama untuk menghadirkan SPBUN melalui program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan.

Tercetusnya kerja sama ini tak lepas dari kesadaran pemerintah akan biaya produksi nelayan yang banyak habis ketika membeli bahan bakar.

"Kami menyadari 60 persen biaya produksi nelayan habis hanya untuk membeli bahan bakar. Selama ini nelayan membeli BBM di pasar eceran yang mahal antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu. Persoalan ini harus segera diselesaikan," kata Teten dalam keterangannya di Aceh, dikutip Senin (15/5/2023).

Ketika meresmikan SPBUN Koperasi Tunas Usaha di Lhoknga, Aceh, ia menyebut ada 11 ribu desa nelayan, tetapi baru ada sektiar 300 SPBU.

"Ada 11 ribu desa nelayan, tapi baru ada 338 SPBU. Maka Pemerintah akan bangun secara bertahap SPBU mini supaya pasokan BBM dekat dengan desa nelayan," ujar Teten.

Saat ini sudah ada 7 SPBUN yang hadir melalui program Solusi, yaitu di Lhoknga, Deli Serdang, Indramayu, Pekalongan, Semarang, Surabaya, dan Lombok Timur.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu memastikan pemerintah akan memperbanyak SPBUN melalui program Solusi di Indonesia.

Baca juga: Menteri Teten Klaim Pembangunan SPBUN Mampu Potong 30 Persen Biaya Produksi Nelayan

"Tahun ini ada 7 piloting dan bahkan Presiden meminta diperbanyak menjadi 250. Insyaallah kita akan kejar target itu," ujarnya.

Menurut Teten, sektor kelautan Indonesia memiliki potensi keunggulan dengan keragaman sumber daya laut yang besar.

Namun, pengembangannya saat ini belum dilakukan secara optimal.

Ia kemudian mencontohkan bagaimana Norwegia menjadikan budi daya salmon sebagai sumber pendapatan utama.

"Saya selalu menyebut contohnya Norwegia yang menjadikan budi daya salmon sebagai sumber pendapatan utama negaranya. Sementara kita punya beragam komoditas potensial seperti tuna, kerapu, udang, dan banyak lainnya," kata Teten.

Baca juga: Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Tangkap Laut Perlu Dievaluasi

"Kalau itu bisa dikelola dengan baik, kita bisa menjadikan sumber daya ekonomi kelautan sebagai keunggulan domestik," lanjutnya.

Oleh karena itu, ia berharap Koperasi Tunas Usaha Sejahtera tidak hanya mengelola solar bagi para nelayan.

Namun, juga mengembangkan potensi sumber daya yang ada agar bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan anggotanya.

"Koperasi nelayan jangan hanya menyalurkan solar, tapi juga bisa mengelola bisnis turunan hasil dari para nelayan," kata Teten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini