News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Gagal Lawan Sanksi Barat, Ekonomi Rusia Susut Jadi 1,9 Persen di Kuartal I 2023

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut laporan yang dirilis layanan statistik federal Rusia (Rosstat), prospek ekonomi negara beruang merah ini selama kuartal pertama tahun 2023 mengalami penyusut menjadi 1,9 persen secara Year on Year (YoY).

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Menurut laporan yang dirilis layanan statistik federal Rusia (Rosstat), prospek ekonomi negara beruang merah ini selama kuartal pertama tahun 2023 mengalami penyusut menjadi 1,9 persen secara Year on Year (YoY).

Jumlah tersebut anjlok tajam bila dibandingkan dengan pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu, dimana saat itu ekonomi Rusia dapat tumbuh di kisaran 3 persen.

Melansir dari Reuters, perlambatan ekonomi mulai dialami Rusia setelah presiden Vladimir Putin gagal melawan sanksi ekonomi yang dilayangkan negara Barat diantaranya seperti pembatasan harga minyak serta kegiatan ekspor impor, termasuk komponen manufaktur utama dan suku cadang.

Baca juga: Kena Sanksi Barat, Deretan Orang Kaya Rusia Ini Justru Semakin Kaya

Selain terdampak sanksi, merosotnya pertumbuhan ekonomi Rusia di kuartal pertama tahun ini juga disebabkan oleh adanya penurunan omset ritel dan omset barang grosir.

Bahkan imbas penurunan ini Kementerian Ekonomi Rusia terpaksa memangkas proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) ke kisaran 2,2 persen pada kuartal pertama 2023, seperti yang dikutip dari The Moskow Times.

Sejalan dengan proyeksi Kementerian Ekonomi, Bank sentral Rusia (CBR) juga turut menurunkan target PDB negaranya menjadi 2,3 persen. Lebih rendah dari proyeksi PDB di kuartal keempat tahun lalu yang saat itu dipatok 2,7 persen.

Sebelum ekonomi Rusia membukukan penurunan, International Monetary Fund (IMF) telah lebih dulu memprediksi bahwasannya laju ekonomi negara beruang merah ini akan mengalami perlambatan akibat isolasi di pasar global.

Kondisi tersebut diprediksi akan semakin parah seiring dengan membengkaknya anggaran biaya perang yang digunakan Moskow untuk mempertahankan kekuatan militernya yang belakangan terus mengalami kemunduran akibat diserang senjata – senjata canggih Ukraina.

Kremlin tidak dirinci secara pasti berapa banyak anggaran yang telah digelontorkan untuk mendanai perang di Ukraina.

Namun pada November 2022, Forbes mencatat dalam setahun terakhir setidaknya Kremlin telah merogoh kocek hingga 82 miliar dolar AS. Hingga defisit anggaran Rusia membengkak sebesar 3,3 triliun rubel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini