Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERN – Perbankan Credit Suisse yang bangkrut resmi menutup layanan operasionalnya mulai pekan depan tepatnya pada Senin (12/6/2023).
Pengumuman ini dirilis langsung oleh Kepala Eksekutif Credit Suisse Group AG Ulrich Koerner lewat memo internal yang diterbitkan ke para klien, pasca perbankan asal Jerman ini diakuisisi UBS seharga 3,25 miliar dolar AS pada 20 Maret lalu.
"Penutupan secara hukum akan dilakukan hari Senin, ini adalah langkah penting berikutnya untuk mendapatkan jawaban yang Anda butuhkan secepat mungkin," jelas Koerner pada Sabtu (10/6/2023).
Baca juga: Credit Suisse Bakal Ditinggal Kepala Merger dan Akuisisi Asia Tenggara
Tak dijelaskan secara rinci terkait alasan mengenai penutupan operasional Credit Suisse. Pihak UBS menolak berkomentar, sementara juru bicara Credit Suisse hingga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Namun menurut informasi yang beredar penutupan ini dilakukan untuk menekan kerugian UBS pasca mengakuisisi Credit Suisse.
Mengingat selama beberapa bulan terakhir Bank terbesar di Swiss ini terus mengalami kinerja negatif hingga laba kuartalnya amblas sebanyak 52 persen.
Baca juga: Usai Caplok Credit Suisse, 11.000 Karyawan UBS Malah Bakalan Kena PHK
Alasan ini yang mendorong UBS untuk menutup operasional Credit Suisse demi mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi perusahaan.
Sebelum resmi ditutup, Credit Suisse yang merupakan salah satu bank tertua di dunia sempat memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi Swiss.
Akan tetapi imbas kontraksi ekonomi global Credit Suisse perlahan mulai diguncang krisis likuiditas hingga sahamnya anjlok 60 persen, di tengah meningkatnya risiko resesi global.
Tak hanya itu, swap default kredit lima tahun pada utang Credit Suisse juga ikut membengkak menjadi 533 basis poin dari 549 bps pada penutupan akhir tahun lalu.
Tekanan tersebut yang kemudian membuat Credit Suisse membukukan kerugian bersih sebesar 7,3 miliar franc Swiss selama tahun keuangan 2022.
Khawatir tekanan ini kian memicu krisis likuiditas pada Credit Suisse, akhirnya pada Maret lalu Credit Suisse melakukan penyuntikan dana lewat pengajuan pinjaman sebesar 50 miliar franc Swiss pada bank sentral Swiss.
Sayangnya cara ini belum cukup mampu mencegah krisis likuiditas pada Credit Suisse, hingga akhirnya perbankan tertua di Swiss ini resmi diakuisisi UBS. Lewat akuisisi tersebut pemegang saham Credit Suisse akan menerima 1 saham UBS untuk setiap 22,48 saham Credit Suisse yang mereka miliki.
"Mengingat keadaan luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, merger yang diumumkan merupakan hasil terbaik yang tersedia, sebagai salah satu yang akan mendukung stabilitas keuangan, " kata Lehman, Kepala Credit Suisse.