Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Bank sentral Inggris (BoE) sedang bersiap menaikkan suku bunga untuk ke-13 kalinya secara berturut-turut pasca dirilisnya data terbaru terkait inflasi yang masih tergolong tinggi.
Menurut data terbaru, inflasi Inggris masih berada di angka 8,7 persen dan sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral Inggris akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada Kamis (22/6/2023) waktu setempat.
"Saya pikir itu keputusan yang sangat seimbang," kata Tomasz Wieladek, kepala ekonom di perusahaan investasi AS T. Rowe Price.
Baca juga: Sikap The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi Bikin Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp15.000 per Dolar AS
Perekonomian Inggris, yang terpukul oleh guncangan Brexit, pandemi Covid-19 hingga lonjakan harga energi akibat perang di Ukraina telah berhasil terhindar dari resesi meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan turun 0,25 persen tahun ini.
Selain itu, rumah tangga di Inggris juga melihat tagihan hipotek mereka naik, dengan rata-rata suku bunga tetap baru naik menjadi 6,15 persen.
"Inggris memiliki masalah inflasi yang sangat buruk," kata Krishna Guha, wakil ketua di firma penasihat perbankan investasi AS Evercore.
Lantas, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan jika dirinya akan terus mendukung langkah bank sentral untuk menjinakkan inflasi.
Terlepas dari itu, pasar keuangan memperkirakan bank sentral Inggris akan terus menaikkan suku bunga hingga mencapai 6 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2001.