News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pentingnya Adopsi Teknologi Digital pada Perusahaan Logistik di Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tahun ini industri logistik diproyeksi tumbuh 5-8%, yang ditopang oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mendorong sektor logistik di Asia Tenggara untuk bertransisi secara cepat selama 15 tahun terakhir.

Hadirnya teknologi modern seperti Internet of Things (IoT), robotik, dan kecerdasan buatan bertujuan untuk mengurangi implikasi sistem logistik.

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir fokus meningkatkan industri logistik, termasuk memperkenalkan ekosistem logistik nasional yang bertujuan mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Baca juga: Tekan Kecelakaan Pekerja Tambang, Industri Terapkan Sistem Pemantauan Berbasis Teknologi Digital

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memproyeksikan industri logistik tumbuh 5-8 persen tahun ini, yang ditopang oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Indeks Kinerja Logistik Bank Dunia terbaru menunjukkan Indonesia turun 15 peringkat dari peringkat 46 pada 2018 menjadi peringkat 61 pada 2023.

Hasil studi HERE Technologies yang dipublikasikan pada 12 Mei 2023 bertajuk APAC On the Move mendapati temuan sejauh mana pelacakan aset end-to-end dan visibilitas pengiriman menjadi tantangan bagi perusahaan logistik Indonesia setelah tiga tahun pandemi.

Perusahaan logistik Indonesia yang disurvei mengatakan tantangan implementasi teknologi merupakan penghalang terbesar untuk mencapai visibilitas rantai pasokan end-to-end secara real-time. Walaupun demikian, mereka tetap memiliki motivasi untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Temuan dari studi HERE Technologies APAC on the Move 2023 antara lain memyatakan kemitraan dan implementasi teknologi merupakan tantangan besar.

Lebih dari seperlima perusahaan yang disurvei di Indonesia (23%) menyatakan hambatan terbesar mereka dalam implementasi teknologi adalah mengenai potensi gangguan terhadap proses dan layanan. Tantangan untuk mengidentifikasi mitra dan/atau pemasok yang tepat dan kemampuan pengembalian investasi juga menjadi perhatian dari mereka.

Perusahaan logistik yang disurvei menginginkan solusi siap pakai yang mudah untuk diimplementasikan disertai perbaikan sistem yang murah, cepat, dan minim tenaga kerja. Menurut studi ini, kurangnya tenaga kerja untuk menjalankan dan mengelola implementasi perangkat lunak (17%), waktu yang terbatas untuk mengimplementasikan solusi (16%), dan tantangan integrasi perangkat lunak dengan infrastruktur yang ada (15%) adalah hambatan utama untuk mengadopsi pelacakan aset logistik dan solusi pemantauan pengiriman/kargo.

Saat ini sekitar 47 persen perusahaan logistik di Indonesia yang disurvei menggunakan perangkat lunak untuk pelacakan aset dan pemantauan pengiriman yang dikombinasikan dengan input manual untuk melacak aset, pengiriman, dan kargo.

Proses manual dapat menciptakan celah dan kerentanan dalam rantai pasokan, dan ini menunjukkan bahwa sejumlah besar perusahaan masih belum memiliki infrastruktur yang tangguh. Berbeda dengan solusi pelacakan otomatis dan real-time yang dapat mempercepat inovasi dan mengatasi gangguan dengan segera.

Untuk meningkatkan efisiensi logistik di Indonesia dan daya saing ekonomi, perusahaan logistik perlu memprioritaskan peningkatan visibilitas dan optimalisasi serta pertumbuhan inovatif guna memanfaatkan teknologi lokasi untuk pemantauan pengiriman dan kargo.

Industri logistik Indonesia menargetkan teknologi terbaru guna menurunkan biaya logistik

Perusahaan logistik dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang baik berkat real-time monitoring dan penyediaan data yang difasilitasi oleh Internet of Things (IoT). Di Indonesia, perusahaan logistik telah mengadopsi teknologi IoT untuk pengiriman layanan logistik, pelacakan aset, serta pemantauan pengiriman dan kargo.

Perusahaan yang menyediakan jasa layanan kurir, ekspres, dan parsel (28%) adalah yang terdepan dalam penggunaan teknologi IoT, diikuti oleh perusahaan pelacakan barang rantai dingin seperti barang yang mudah rusak dan obat-obatan (23%), dan perusahaan pelacakan barang besar seperti barang yang tahan lama dan furnitur (22%).

Aplikasi IoT untuk manajemen inventaris (21%), manajemen armada (18%), dan manajemen gudang (17%) adalah yang paling populer di antara perusahaan logistik Indonesia.

Solusi dari HERE Technologies menawarkan cara meningkatkan rantai pasokan global dan membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas sekaligus memangkas biaya produksi. Dan juga, terus membangun kemampuan sekaligus meningkatkan kemitraan untuk meningkatkan penawarannya pada penggunaan Internet of Things (IoT) yang berbasis data di sektor otomotif, perusahaan, hingga pengalaman lokasi yang berpusat pada konsumen.

Vivek Valdya, Global Client Leader for Mobility, Frost & Sullivan mengatakan, pendistribusian dan perusahaan logistik di APAC berada di tahap perkembangan yang berbeda dari pelacakan aset dan pemantauan pengiriman menjadi perhatian. Di satu sisi, perusahaan-perusahaan ingin berinvestasi di IoT, AI, dan drone untuk meningkatkan tampilan secara langsung. Dan sisi lain banyak perusahaan-perusahaan yang masih mengandalkan proses manual untuk mencapai tujuan yang sama.

Dia mengatakan, perusahaan yang saat ini masih mengandalkan proses manual cenderung akan beralih ke solusi modern. Secara keseluruhan, kesadaran terhadap tampilan secara langsung untuk aset-aset dan kargo sudah meningkat secara pesat di era pasca pandemi dan kemungkinan besar tren tersebut akan terus berlanjut.

"Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat bagi penyedia solusi seperti HERE Technologies untuk dekade berikutnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu, 5 Juli 2023.

Abhijit Sengupta, Direktur Senior & Kepala Bisnis untuk Asia Tenggara dan India di HERE Technologies mengatakan, industri Logistik di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh secara optimal.

"Walaupun pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya tarik sektor ini, masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong perusahaan logistik beralih ke teknologi lokasi guna merampingkan/mempersingkat proses logistik dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi negara," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini