Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan melemah 62 poin ke level Rp15.204 pada Senin sore (10/7/2023). Sebelumnya pada akhir pekan kemarin (7/7/2023), nilai tukar rupiah di level Rp15.142.
Sebelumnya, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir terdampak isu kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi akan terjadi sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini.
Di awal pekan, indeks dolar sempat sedikit melemah karena data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi pasar. Tetapi, data ekonomi AS yaitu data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan PMI sektor jasa dirilis lebih bagus dari prediksi.
"Sehingga ini menguatkan sinyal dari Bank Sentral yang masih ingin menaikan suku bunganya lagi yang mengakibatkan penguatan dollar AS," ucap Ariston kepada Tribunnews, (9/7/2023).
"Pelaku pasar akan mengkonfirmasikan lagi dengan data tenaga kerja AS versi pemerintah. Bila hasilnya sejalan dengan data semalam, dollar AS bisa menguat di awal pekan depan," sambungnya.
Ariston melanjutkan, pergerakan dolar ini memang masih bergantung dari data-data ekonomi AS yang akan dirilis ke depannya.
Baca juga: Anjlok 62 Poin, Rupiah Sore Ini Ditutup Melemah ke Rp 15.204 Per Dolar AS
Semakin bagus data ekonomi AS, dolar AS semakin menguat karena ini mendukung kebijakan pengetatan moneter untuk menurunkan tekanan inflasi AS.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pekan ini sudah mengalami kenaikan, yang artinya pasar mengantisipasi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS.
Baca juga: Rupiah Senin Pagi Dibuka Melemah Tipis ke level Rp 15.150 Per Dolar AS
"Jadi tendensi penguatan dolar AS karena sentimen the Fed ini masih cukup besar. Pekan depan (hari ini) ada potensi pelemahan ke arah resisten di Rp15.200, sementara potensi penguatan ke arah Rp15.000," pungkasnya.