Laporan Wartawan Tribunnews.com Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa mayoritas penduduk Indonesia terdiri dari generasi Z dan Milenial.
Generasi ini mewakili sekitar 27,94 persen dan 25,87 persen dari total populasi yang berada dalam rentang usia produktif kerja.
Sebanyak 32 persen dari generasi Z dan 39 persen dari milennial, menyatakan bahwa faktor keseimbangan kerja yang mengacu pada kesehatan mental dan fisik menjadi alasan utama mereka dalam memilih tempat kerja di perusahaan tempat mereka bekerja saat ini.
Baca juga: ESG Jadi Fokus Perhatian, Perusahaan Asuransi Ini Diganjar Penghargaan ESG Initiatives of the Year
Hal ini terungkap dalam sebuah talkshow dengan tema “Asuransi dari Sudut Pandang Pelanggan'.
Dalam talkshow yang menghadirkan Leonardus Sunioto , Head of Group Agency & PD Sales Prudential Indonesia dan Dody Rochadi, Founder & CEO Brightminds Communications sebagai pembicara mengungkap tren pemilihan tempat kerja para generasi z ini turut memengaruhi permintaan employee benefit yang kian berubah setiap tahunnya.
Tren pasar ketenagakerjaan dari berbagai generasi ini pun juga berimbas pada pemilihan perusahaan disertai dari ketersediaan asuransi di satu perusahaan.
Ya, asuransi menjadi satu pertimbangan generasi milenial dalam memilih pekerjaan.
Gaya hidup zaman now cukup mengubah cara pandang para milenial yang terdeskripsi sebagai generasi yang tumbuh dan berproses dengan teknologi, menghabiskan banyak waktu di media sosial, dan gemar bepergian,.
Milenial, seperti data yang dihimpun dari Good News From Indonesia 2020 merupakan generasi yang menyukai belanja online dan menduduki di posisi pertama.
Hal ini ditandai dari 47 juta milenial pengguna internet, sebanyak 7,8 juta atau 17 persen diantaranya menyukai belanja online.
Dari data di atas, bisa disimpulkan bahwa milenial masa kini tidak lepas dari gaya hidup konsumtif yang didominasi oleh pembelanjaan online.
Jika kegiatan ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama, tentu akan mengganggu keuangan sehingga milenial kurang bisa memaksimalkan kesempatannya untuk menabung, memiliki asuransi, dan berinvestasi.
Alih-alih membeli kopi kekinian dan minuman boba setiap hari, para milenial kemudian berpikir bisa mengalihkan keuangan untuk hal yang bermanfaat, seperti asuransi.