Pemerintah telah menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 21,6 persen
sepanjang 2022.
Sementara pada 2014 lalu, angka stunting di Indonesia berada di persentase 37 persen. Target stunting pada 2024 yakni sebesar 14 persen.
"Kita telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen di 2022 dari angka sebelumnya
37 persen, menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 persen di 2022, menaikkan
Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 persen di 2022," kata dia.
Pencapian tersebut, kata Jokowi, adalah salah satu strategi untuk mewujudkan Indonesia Emas pada
2045.
Jokowi juga menyebut pemerintah juga telah menyiapkan anggaran perlindungan sosial dengan total
sebesar Rp 3.212 triliun dari 2015-2023.
Anggaran tersebut nantinya akan dialokasikan untuk program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu
Indonesia Pintar (KIP Kuliah) Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, serta perlindungan
kepada lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.
Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk re-skilling dan up-skilling tenaga kerja melalui Balai
Latihan Kerja dan program Kartu Prakerja.
"Tidak hanya peluang,, tapi strategi meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah
kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju, atau justru membuang energi kita untuk
hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah, bahkan yang membuat kita melangkah mundur,"
tandasnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)