News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arsjad Rasjid: Perlu Langkah Kehati-hatian Manfaatkan Potensi Ekonomi dan Investasi di ASEAN

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid dalam acara 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menegaskan, diperlukan langkah kehati-hatian dan perhitungan matang dalam memanfaatkan potensi bisnis di bidang perdagangan dan investasi di negara-negara Asia Tenggara.

Indonesia sebagai Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023 telah meletakkan pondasi kokoh yang dapat dijadikan sebagai rujukan negara-negara di Asia Tenggara, menarik investasi untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor swasta.

Arshad mengatakan, Asia Tenggara terbukti memiliki potensi yang sangat besar.

Baca juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 2024 Diperkirakan 5,2 Persen, Inflasi Terjaga di 2,8 Persen

Tahun ini, ia menyebut pertumbuhan produk domestik bruto di kawasan Asia Tenggara semakin sehat dan telah kembali ke posisi sebelum pandemi.

Hal itu ia sampaikan saat 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah.

"Para kepala negara yang kami temui juga mengakui langkah-langkah konkret ASEAN BAC,” kata Arsjad dalam keterangannya, Sabtu (19/8/2023).

Dalam 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings, delegasi ASEAN-BAC melakukan konsultasi dan diskusi dengan ASEAN Economic Ministers (AEM).

Diskusi tersebut membahas mengenai perkembangan terkait 5 isu prioritas dan 8 legacy project yang diusung oleh ASEAN-BAC.

Konsultasi dengan AEM juga membahas tentang implementasi ASEAN Vision 2045.

Arsjad mengatakan, pihaknya turut mendiskusikan solusi untuk mendorong hubungan ekonomi sesama negara ASEAN dan juga dengan negara mitra ASEAN.

"Serta, inisiatif untuk meningkatkan integrasi ekonomi ASEAN menuju ekonomi regional yang inklusif, inovatif, tangguh, dan transformatif melalui ASEAN Business Network (ABN),” ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok.

Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega meyakini para pemimpin dan pengusaha ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat.

"ASEAN dapat dijadikan sebagai surga investasi global," kata Bernardino.

Asia Tenggara dinilai memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, dan kesehatan swasta-publik.

Selain itu, ASEAN juga disebut menjanjikan dalam hal mendorong pertumbuhan ekosistem perdagangan kendaraan listrik ASEAN, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, dan sistem pembayaran QR regional.

Pada tahun 2010, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di Asia Tenggara hanya sekitar 23 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pada 2021, melonjak menjadi 47 miliar dolar AS.

Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, untuk memenuhi permintaan energi global.

Bahkan, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berkembang secara signifikan dari 194 miliar dolar AS pada 2022, menjadi 330 miliar dolar AS pada 2025.

“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” kata Arsjad.

Delegasi ASEAN-BAC juga melakukan beberapa pertemuan lainnya, salah satunya membahas mengenai ASEAN Tariff Finder.

Sebuah platform online yang dirancang untuk mendukung para pedagang dalam memaksimalkan manfaat dari perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang telah diselesaikan atau ditingkatkan.

Termasuk Association of Southeast Asian Nations Trade In Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan FTA bilateral yang diselesaikan oleh negara anggota ASEAN.

Baca juga: AFPI dan AdaKami Dukung Kemitraan Fintech di Forum Bisnis ASEAN Business Advisory Council

Kemudian, beberapa pertemuan bilateral juga dilakukan dengan beberapa pihak.

Ada Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Alfredo Espinosa Pascual, Anggota Parlemen Inggris sekaligus Menteri Perdagangan Internasional Nigel Paul Huddleston, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong, dan Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien.

98th ASEAN-BAC Meeting dan 22nd Joint Business Council Meeting

Sebelumnya, delegasi ASEAN-BAC telah melakukan 98th ASEAN-BAC Meeting dan 22nd Joint Business Council (JBC) Meeting pada 18 Agustus 2023 di Hotel Tentrem Semarang, Jawa Tengah.

Dalam pertemuan ini, turut hadir seluruh delegasi ASEAN-BAC dari seluruh negara ASEAN, sekaligus dewan bisnis atau JBC dari negara mitra ASEAN, untuk mempersiapkan pertemuan dengan ASEAN Economic Ministers (AEM).

Dalam pertemuan ini para pemimpin working group memberikan laporan perkembangan dari 5 isu prioritas dan 8 legacy project yang dijalankan oleh ASEAN-BAC, sekaligus persiapan ASEAN-BAC Summit Week 2023 yang akan berlangsung 2 minggu lagi.

“ASEAN-BAC Summit Week 2023 terdiri dari berbagai rangkaian yang akan dilakukan pada 1 - 8 September 2023 di Jakarta. Pada tanggal 3 - 4 September akan dilaksanakan ASEAN Business & Investment Summit, juga ASEAN Business Awards pada 4 September. Selanjutnya akan diadakan beberapa acara lainnya seperti ASEAN Fintech Roundtable dan ASEAN-BAC Roundtables Meeting pada 5-6 September 2023, serta Indonesia Sustainability Forum pada 7 - 8 September 2023,” kata Arsjad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini