Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Perusahaan telekomunikasi T-Mobile berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 5.000 karyawan cabang Amerika pada akhir September.
Informasi ini mencuat ke publik setelah T-Mobile mengirimkan sebuah memo internal kepada masing-masing karyawan. Dalam keterangan tertulisnya CEO T-Mobile Mike Sievert menjelaskan pengurangan tenaga kerja terpaksa dilakukan untuk menekan pengeluaran eksternal perusahaan.
Baca juga: T-Mobile Gandeng Spacex Tingkatkan Konektivitas Layanan Internet Melalui Satelit
Mengingat selama beberapa bulan terakhir laba kuartalan T-Mobile selalu mencatatkan penurunan, hingga saham perusahaan anjlok lebih dari 7 persen sejak Agustus lalu. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya perang harga di industri telekomunikasi, hingga membuat penjualan turun 2,5 persen dari tahun ke tahun.
Sejumlah cara telah dilakukan T-Mobile agar dapat menambah pelanggan di pasar-pasar yang kompetitif, salah satunya dengan menggelar promosi untuk memberikan paket data bundle yang lebih murah. Dengan tujuan agar pelanggan datanya bertambah antara 5,6 hingga 5,9 juta.
Baca juga: T-Mobile Diretas, Kelompok Kejahatan Dunia Maya Lapsus$ Jadi Dalang Aksi Tersebut
Namun pasca strategi ini diterapkan, selama beberapa kuartal belakangan bisnis T-Mobile justru semakin mengalami kemunduran lantaran perusahaan kehabisan dana untuk menghadirkan paket bundle yang lebih hemat bagi pelanggannya.
"Upaya untuk menarik pelanggan ternyata lebih mahal saat ini ketimbang beberapa kuartal sebelumnya, dorongan ini yang membuat perusahaan untuk mengurangi pengeluaran bagi pekerja dan sumber daya eksternal " kata CEO T-Mobile Mike Sievert dikutip dari CNN International.
"Lewat perubahan ini, kami harap akan semakin membuat perusahaan fokus secara efisien sehingga dapat menggagas serangkaian strategi kemenangan yang lebih baik," tambah Sievert.
Rencananya PHK akan dilakukan secara bertahap hingga 5 pekan ke depan. Untuk karyawan korporat, back-office dan divisi teknis yang terdampak nantinya akan mendapatkan pesangon sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Dengan melakukan PHK massal, T-Mobile diperkirakan dapat menekan pengeluaran pajak sebesar 450 juta dolar AS pada kuartal ketiga di tahun 2023.
T-Mobile bukan satu – satunya perusahaan telekomunikasi yang menggelar PHK massal di tahun ini, sebelumnya perusahaan teknologi Meta dan Microsoft telah lebih dulu memangkas ribuan karyawan. Kendati cara ini mendorong lonjakan angka pengangguran namun kedua berdalih bahwa PHK perlu dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan dari pembengkakan biaya operasional.