Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kemungkinan adanya mitra baru dalam pengembangan wilayah kerja minyak dan gas atau blok migas Masela.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, hadirnya mitra baru ini diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan blok migas yang berlokasi di Maluku tersebut.
Diketahui, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Pertamina, yang bekerjasama dengan Petronas.
Baca juga: Usai Ambil Hak Partisipasi Shell, Begini Kesiapan Pertamina Kembangkan Blok Masela
"Kemaren kan dari mereka (Inpex-Pertamina) punya kajian, kompleksitas lapangan ini membutuhkan kompetensi yang khusus supaya lapangan ini bisa digarap sebisa mungkin yang safe, jadi bisa optimum," ungkap Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Ia menyebut, sudah ada calon mitra yang mengaku tertarik pengembangan Masela. Namun, Arifin belum ingin membeberkan lebih detail.
Dengan adanya tambahan mitra yang masuk, onstream Blok Masela diharapkan dapat terwujud pada 2029 mendatang.
Hal ini demi mewujudkan peningkatan produksi minyak menjadi 1 juta barel pada tahun 2030 dengan melakukan berbagai upaya serta dukungan bagi KKKS.
"2030 tanggal 1 harus onstream. (Konsekuensinya jika molor) kita evaluasi plan of development nya. Kan harus komit," papar Arifin.
"Kita kan targetnya 1 juta di 2030. Makin lama ya enggak dapet duit, ini kan udah sejak berapa tahun nih," pungkasnya.
Sebagai informasi, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasi sebelumnya dipegang oleh Inpex dan Shell.
Namun Shell kemudian menyatakan untuk melepas hak partisipasinya di Lapangan Abadi.
Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.