News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kendaraan Listrik

Wamenlu Pahala Yakin ASEAN Bisa Jadi Pemain Kunci Rantai Pasok Baterai Kendaraan Listrik

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury. Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar sekitar 22 juta metrik ton, sedangkan Filipina memiliki sekitar 4 juta metrik ton.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury percaya kawasan ASEAN bisa menjadi pemain kunci dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik secara global.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Asean Business and Investment Summit di Hotel Sultan Jakarta, Senin (4/9/2023).

"Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar sekitar 22 juta metrik ton, sedangkan Filipina memiliki sekitar 4 juta metrik ton," kata Pahala.

Baca juga: Bos PLN Pastikan Kesiapan Infrastruktur SPKLU Kendaraan Listrik Jelang KTT ASEAN

Mantan Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, gabungan angka tersebut dapat menjadikan ASEAN sebagai pemain kunci di rantai pasok global.

"Gabungan kapasitas ini dapat menjadikan ASEAN sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global," ujar Pahala.

Ia juga mengatakan Indonesia dan Vietnam sedang mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Sebagaimana diketahui, Indonesia memang sedang gencar membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.

Dikutip dari Kontan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat dalam kurun waktu 2020 hingga 2023, Indonesia mampu mengumpulkan komitmen investasi sebesar US$ 42 miliar atau setara dengan Rp 630 triliun pada ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

“Pada waktu kurung waktu 2020-2023, kita sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan inevstasi khususntya Foreign Direct Investment (FDI), sebesar US$ 42 miliar lebih untuk ekosistem EV,” tutur Bahlil dalam agenda ASEAN Invesment Forum, Sabtu (2/9).

Total komitmen tersebut berasal dari LG Energy Solution sebesar US$ 9,8 miliar, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China sebesar US$ 5,2 miliar, Foxconn sebesar US$ 8 miliar.

Kemudian, Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) sebesar US$ 9 miliar, Perusahaan kimia besar asal Jerman, BASF sebesar US$ 2,2 miliar hingga US$ 2,5 miliar, Ford asal Amerika Serikat sekitar US$ 4,5 miliar, dan perusahan asal Jerman Volkswagen (VW) sekitar US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar.

Bahlil menyampaikan, saat ini LG Energy Solution dan CATL telah masuk dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

Pembangunan baterai LG tahap pertama akan beroperasi mulai Februari 2024 mendatang. Semnetara yang lainnya masih dalam tahap konstruksi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini