News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Strategi Pertamina Antisipasi Perubahan Iklim: Dekarbonisasi dan Energi Transisi

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengantisipasi tren perubahan iklim, Pertamina melakukan dekarbonisasi (pengurangan emisi) pada operasional bisnis eksisting, dan membangun serta mengembangkan energi transisi, melalui green business seperti hydrogen, ammonia dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, PT Pertamina turut berperan penting dalam mengurangi perubahan iklim dengan menjalankan dua strategi utama.

Dua strategi tersebut adalah upaya dekarbonisasi (pengurangan emisi) pada operasional bisnis eksisting, dan membangun serta mengembangkan energi transisi, melalui green business seperti hydrogen, ammonia dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Erick mengatakan, BUMN berkomitmen dalam menerapkan pembangunan yang berkelanjutan.

Dia menyebut model pembangunan yang berkelanjutan tak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, melainkan juga bagi kinerja perusahaan.

"Kita lihat bersama, pembangunan yang berkelanjutan ini menjadi perhatian global. BUMN pun tidak boleh ketinggalan sebagai agen pembangunan di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Ia mengatakan, pembangunan yang berkelanjutan juga dapat menjadi strategi bisnis yang adaptif dengan perubahan zaman dan tantangan global.

Sebagai perusahaan yang berhasil menembus Fortune 500, Erick menilai PT Pertamina memiliki banyak peluang kerja sama dalam hal ini pada perhelatan KTT ASEAN 2023.

"ASEAN Indo Pacific Forum ini tentu menjadi kesempatan bagi Pertamina dalam menjajaki kerja sama dengan investor dan mitra strategis untuk bersama-sama mengembangkan dekarbonisasi hingga transisi energi," kata dia.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan, Pertamina memiliki mandat untuk menjaga kedaulatan energi Indonesia.

Namun, lebih dari mandat tersebut, perusahaannya juga mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission sebagai upaya menjaga perubahan iklim.

Untuk itu, Pertamina meningkatkan alokasi investasinya pada bisnis baru terbarukan, terutama melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE).

Baca juga: Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina se-Jawa per 4 September 2023: Pertamax Dijual Rp 13.300 per Liter

"Pendapatan Pertamina saat ini dikontribusi dari bisnis fossil. Namun pada masa mendatang, energi baru terbarukan akan meningkat. Itulah yang mendorong kami meningkatkan nilai investasi untuk memperkuat bisnis baru terbarukan tersebut," jelas Emma.

Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan green energy, termasuk geothermal (panas bumi) dan pembangkit listrik tenaga gas.

Pertamina memiliki kapasitas panas bumi (geothermal) sebesar 700 Mega Watt (MW) dan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 1,8 Giga Watt (GW).

Baca juga: Menteri ESDM Arifin Tasrif Dorong ASEAN Siapkan Skema Pendanaan Transisi Energi

Pertamina juga tengah dalam proses diskusi dengan calon offtaker untuk melakukan ekspor green hydrogen dan optimistis akan memperoleh pendanaan green financing untuk program-program green business tersebut.

"Melalui metodologi operasional yang berkelanjutan (green operating model) dan skor ESG yang baik, kami yakin Pertamina akan menjadi investasi yang menarik bagi investor," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini