News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wamen BUMN: Inklusivitas Keuangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani

TRIBUNNEWS.COM - Inisiatif keuangan digital di Kawasan ASEAN berkontribusi besar dalam mempercepat inklusi keuangan di kawasan. Selama beberapa tahun terakhir, terdapat kemajuan yang pesat, di mana BUMN turut menjadi pemain penting dalam memandu transformasi di tengah maraknya pengembangan keuangan digital.

ASEAN sebagai rumah dari 680 juta penduduk dan 70 juta UMKM masih menghadapi tantangan inklusivitas keuangan yang signifikan. Tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan transaksi dan menggunakan jasa layanan bank tercatat masih rendah dengan persentase penduduk hingga 70 persen belum menggunakan layanan perbankan. Tidak hanya itu, sekitar 39 juta dari 70 juta UMKM juga menghadapi kekurangan pendanaan yang cukup besar dengan nilai USD300 Miliar setiap tahunnya.

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menjelaskan, di tengah kondisi ini munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan khususnya bagi mereka yang belum mempunyai rekening bank, belum memakai jasa layanan perbankan, dan juga bagi UMKM yang sebelumnya mungkin dinilai unbankable. Layanan keuangan digital memainkan peran penting dalam mendorong inklusivitas keuangan, dan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan ASEAN.

Baca juga: Telkom Kembali Gelar BATIC 2023 sebagai Wadah Inovasi di Dunia Telekomunikasi

“Kita telah melihat contoh di negara-negara ASEAN, bahwa pertumbuhan dan revolusi keuangan digital telah meningkatkan perekonomian negara dan inklusivitas ekonomi. Hal serupa juga terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, di mana Indonesia telah berada di garis depan untuk revolusi keuangan digital, menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan yang luar biasa,” tutur Rosan.

Rosan mengungkapkan, antara tahun 2011 hingga 2022, pemain fintech di Indonesia meningkat enam kali lipat dari semula 51 pemain menjadi 334 pemain aktif. Sementara itu, 33 persen penduduk memiih e-wallet sebagai metode pembayaran default mereka pada tahun 2021. Hal ini sekaligus menempatkan Indonesia sejajar dengan beberapa negara maju di Asia.

“Transisi Indonesia menuju ekonomi digital terlihat jelas dengan melonjaknya pembayaran non-tunai dari USD813 juta menjadi USD26,2 miliar pada tahun 2017 hingga 2022. Transisi menuju ekosistem transaksi digital yang berkembang pesat ditunjukkan dengan nilai transaksi pembayaran digital, yang tumbuh dari USD206 miliar pada tahun 2019 menjadi USD266 miliar pada tahun 2022,” jelas Rosan. Ia melanjutkan, perkembangan transaksi pembayaran digital ini akan terus tumbuh hingga mencapai lebih dari USD421 miliar pada tahun 2025.

Baca juga: Gali Potensi Bisnis Data Center Berkelanjutan, Telkom Data Ekosistem Gelar NeutraDC Summit 2023

Dengan jangkauan yang luas, BUMN memegang peranan penting dalam mendorong inklusi keuangan melalui keuangan digital khususnya di kota-kota yang kurang terjangkau. Selama beberapa tahun terakhir, BUMN telah meningkatkan katalis, memulai inisiasi yang visioner dan membentuk kolaborasi yang strategis untuk mentransformasi layanan keuangan digital Indonesia dalam berbagai aspek.

Rosan menambahkan, dari perspektif ASEAN, dalam beberapa tahun terakhir, sektor keuangan digital ASEAN juga telah bertransformasi yang utamanya diarahkan untuk memperkuat inklusi keuangan bagi konsumen dan UMKM. Pertumbuhan dalam bidang ini sangat kuat dengan peningkatan volume pembayaran digital. Sementara itu, lanskap pinjaman digital juga tidak ketinggalan dan diperkirakan akan tumbuh secara signifikan pada tahun 2030. Menghadapi fenomena itu, bank-bank BUMN kini berfokus pada tiga transformasi yang mencakup pinjaman digital, pembayaran digital (e-wallet), dan perbankan digital.

Dalam mentransformasi pinjaman digital, BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI telah meluncurkan platform pinjaman digital yang memungkinkan individu yang tidak memiliki riwayat pinjaman dapat mengakses layanan keuangan secara digital. Inisiatif ini memberikan dampak yang signifikan terhadap inklusi keuangan, misalnya pinjaman digital BRI yang tumbuh 146 persen dalam waktu satu tahun di periode 2021 hingga 2022 dengan nilai pinjaman USD125 juta kepada jutaan peminjam dalam 3 kuartal pertama di tahun 2022.

Baca juga: Annual Report Telkom Tahun Buku 2022 Raih Predikat Gold Winner di Ajang The International ARC Awards

“Kemudian, untuk pembayaran digital (e-wallet), beberapa BUMN juga telah memperluas layanan pembayaran melalui platform e-money bagi pelanggan. Terakhir, untuk perbankan digital, Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN juga telah membangun solusi perbankan digital, salah satunya mobile banking BNI yang telah tumbuh 59,6 persen year on year menjadi 7,8 juta pengguna pada tahun 2020,” jelas Rosan.

“Inklusi keuangan bukan sekadar tujuan dari ekonomi saja, melainkan juga unutk kepentingan sosial. Kami sangat berharap, diskusi dalam forum ini akan menghasilkan solusi terhadap tantangan inklusivitas keuangan yang kita hadapi di kawasan, untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan di Kawasan ASEAN,” pungkas Rosan.

Menyadari pentingnya akselerasi digital dan inklusi keuangan khususnya pada sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian, Telkom yang memegang peranan penting dalam membangun konektivitas digital di Indonesia juga turut memperluas akselerasi melalui Indibiz. Indibiz akan menjadi platform yang berfokus untuk meningkatkan keterampilan dan berkolaborasi dalam ekosistem untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dan inklusivitas digital Indonesia.

Baca juga: Telkom Pastikan Gelaran KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Berjalan Lancar

Direktur Enterprise dan Business Service Telkom, FM Venusiana mengatakan “Indibiz akan menjadi solusi untuk menaikkelaskan UKM Indonesia melalui 4 pilar yaitu, solusi platform dan layanan digital, kolaborasi dengan startup atau developer yang fokus menyediakan produk-produk dan solusi untuk UKM, kolaborasi pembiayan dengan lembaga keuangan, serta kolaborasi dengan komunitas dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas UKM. Diharapkan dengan solusi end-to-end yang ada di ekosistem Indibiz dapat meningkatkan daya saing dan mendigitalisasi UKM Indonesia.”

Selain Indibiz, Telkom juga terus mendukung peningkatan akselerasi digital demi memperluas inklusi keuangan di Indonesia melalui cakupan konektivitas TelkomGroup yang telah menjangkau lebih dari 98 persen penduduk Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat data center di kawasan ASEAN dengan memiliki 30 fasilitas data center (25 domestik & 5 luar negeri) dan tersebar di 4 negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan klasifikasi Tier 3 dan Tier 4, dan menghadirkan Digico sebagai akselerator digitalisasi perusahaan dengan menyediakan produk-produk prioritas untuk mendukung kemajuan digitalisasi masyarakat.

Dalam hal ini, kemajuan digitalisasi Indonesia akan selalu menjadi fokus utama Telkom untuk mendukung kemajuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini