“Artinya bahwa perfilman Amerika juga investornya datang dari China walaupun sedang terjadi perlambatan di suplai properti mereka,” imbuhnya.
Menurutnya, obligasi menjadi sangat menarik karena berbarengan dengan tahun politik.
Pemerintah Indonesia selalu memastikan bahwa pemilu pilpres di tahun 2024 tidak akan menakutkan seperti tahun sebelumnya.
“Karena kita melihat calon-calon presiden sudah berbeda dibandingkan periode sebelumnya di mana terjadi chaos , ini otomatis membuat investor tertarik ikut dalam lelang obligasi dengan bunga relatif lebih tinggi,” kata Ibrahim.
Yield obligasi yang tinggi membuat investor berminat membeli lelang apalagi dibandingkan obligasi asing, Indonesia masih terbilang tinggi suku bunganya.
“Ini yang menjadi salah satu selera tersendiri, obligasi Indonesia dibanding Amerika pun masih lebih tinggi kita ditambah kondusifitas politik yang stabil,” terangnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)