TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan lingkungan masih menjadi krisis yang terjadi di Indonesia maupun di dunia. Salah satu penyebab terbesar adalah tingginya jumlah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019, disebutkan bahwa dari sekitar 64 juta ton timbunan sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap tahunnya, 60 persen dari angka tersebut ditimbun ke TPA, 30 persen dibiarkan dan mencemari lingkungan, sementara hanya 10 persen yang didaur ulang.
Melihat kondisi tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut berupaya menyelesaikan permasalahan sampah dengan melakukan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, serta mengacu pada prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance melalui program Bresih yang berlokasi di Desa Tuksongo, Magelang, Jawa Tengah.
Bresih berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya bersih atau tidak sampah, sehingga diharapkan adanya program ini dapat mendukung kondisi Desa Tuksongo bersih dari sampah.
Baca juga: NEC dan Telkom Rampungkan Uji Coba Sistem Kabel Optik Bawah Laut Jarak Jauh
Program ini diinisiasi oleh Telkom Magelang dengan tujuan menggerakkan masyarakat sekitar Candi Borobudur untuk mengelola sampah secara berkelanjutan. Sebagai salah satu bagian dari kepariwisataan Candi Borobudur, TPS Desa Tuksongo bekerja sama dengan TPSB Balkondes (Balai Ekonomi Desa) binaan Telkom di Borobudur melalui program Bresih setiap harinya guna mengumpulkan sampah sebanyak hampir 1 ton untuk dilakukan pengolahan sampah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.
SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto menyampaikan upaya Telkom tersebut sejalan dengan prinsip ESG yang Telkom terapkan untuk melestarikan lingkungan yang berkelanjutan.
“Telkom selalu berkomitmen untuk mendukung masyarakat dalam menciptakan lingkungan sehat yang berkelanjutan dengan menghadirkan beragam program lingkungan, termasuk program Bresih yang menerapkan konsep ekonomi sirkular ini”, ujar Hery.
Baca juga: Komitmen Dukung UMKM Go Global, Telkom Bawa UKM Binaan Ikuti China-ASEAN Expo
Konsep ekonomi sirkular merupakan konsep di mana sebuah sumber daya materi akan dimanfaatkan nilai gunanya secara terus menerus dan energi yang digunakan akan lebih hemat serta terbarukan. Dalam hal ini sampah sebagai permasalahan utama, dimaksimalkan nilai gunanya dengan cara penggunaan kembali ataupun pengolahan ulang.
Melalui program tersebut, kini masyarakat desa Tuksongo aktif melakukan pemilahan sampah secara mandiri untuk kemudian diolah maupun diserahkan ke bank sampah. Seluruh proses pengembangan program ini saling berkaitan dengan harapan selain mengelola sampah sehingga ramah lingkungan, juga menguntungkan secara finansial serta bermanfaat untuk masyarakat sekitar.(*)