Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Bloomberg Spot di level Rp 15.730 pada Rabu (11/10/2023) pukul 09.23 WIB.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 8 poin.
Di mana sebelumnya pada kemarin, Selasa (10/10/2023), nilai tukar rupiah di level Rp 15.738.
Baca juga: IHSG Akhir Pekan Akhirnya Terkerek 0,20 Persen ke 6.888, Bagaimana Dengan Rupiah?
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, fluktuasi nilai tukar rupiah disebabkan adanya ekspektasi Bank Central Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang masih mempertahankan suku bunga yang tinggi.
"Dengan naiknya kembali USD-IDR ke atas kisaran Rp 15.700 kemarin, ini mengindikasikan bahwa pelemahan masih membayangi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," ucap Ariston kepada Tribunnews, Rabu (11/10/2023).
"Ekspektasi suku bunga tinggi AS dan ditambah konflik bersenjata Israel-Hamas masih menjadi sentimen pelemahan rupiah terhadap dollar AS," sambungnya.
Namun, lanjut Ariston, salah satu petinggi Bank Sentral AS yakni Raphael Bostic dan Neel Kashari, sempat memberikan komentar bahwa kenaikan suku bunga acuan AS tidak diperlukan lagi.
Baca juga: Laju IHSG Diprediksi Sentuh Level 7.200 pada Akhir 2023, Ini Faktornya
Komentar ini sedikit banyak menurunkan penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya. Indeks dollar terlihat bergerak turun pada perdagangan kemarin. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga tidak bertahan turun.
Dengan adanya sentimen tersebut, nilai tukar mata uang Garuda diprediksi masih akan mengalami fluktuasi.
Ariston menyebut, ada potensi pelemahan pada penutupan hari ini ke level Rp 15.750.
"Potensi penguatan ke arah Rp 15.700-Rp 15.680, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp 15.750," papar Ariston.
"Masih ada data di pekan Ini yang bisa menggerakkan dollar AS yaitu data inflasi AS di Hari Rabu dan Kamis dan Notulen Rapat Bank Sentral AS dinihari nanti. Kalau data-data tersebut masih menunjukkan potensi inflasi rebound, dollar bisa menguat lagi," pungkasnya.