Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen baru-baru ini memberikan pandangannya terkait dampak ekonomi dari perang yang terjadi antara Hamas dan Israel.
Menurut Yellen, perang antara Hamas dan Israel tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian global.
“Meskipun kami memantau potensi dampak ekonomi dari krisis di Israel, saya tidak benar-benar menganggapnya sebagai pendorong utama prospek ekonomi global,” kata Yellen kepada delegasi di acara tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang berlangsung di Maroko.
Baca juga: Sejumlah Kesalahan Taktis Operasi Kelompok Hamas
“Sejauh ini, saya rasa kita belum melihat sesuatu yang menunjukkan hal itu akan menjadi sangat signifikan,” tambahnya.
Pasar saham di seluruh dunia sebagian besar telah mengabaikan konflik tersebut, dengan Wall Street membukukan keuntungan pada Selasa (10/10/2023), yang sebagian didorong oleh jatuhnya harga minyak.
Harga minyak global telah melonjak pada awal pekan ini di tengah kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat menyebabkan ketidakstabilan yang lebih luas di negara penghasil minyak di Timur Tengah.
Adapun ekspor minyak Iran telah melonjak tahun ini, khususnya ke China, yang menurut para analis pembangunan sebagian disebabkan oleh sikap Washington yang lebih lunak terhadap Iran.
Meski begitu, Yellen mengatakan Amerika Serikat sama sekali tidak melonggarkan sanksi terhadap ekspor minyak dari Iran.
“Ini adalah sesuatu yang terus-menerus kami perhatikan, dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk memperketat sanksi,” jelas Yellen.
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2024 dari perkiraan 3 persen pada tahun ini.
Perlambatan itu terjadi pada saat dunia belum sepenuhnya pulih dari resesi akibat pandemi Covid-19 dan saat ini dunia sedang menghadapi dampak dari konflik Timur Tengah, khususnya terhadap harga minyak.
Baca juga: Hamas Rilis Video Perlihatkan Detik-detik Sandera Wanita dan Dua Anak Dibebaskan
“Ekonomi global sedang tertatih-tatih, bukannya berlari kencang,” kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF.
Gourinchas lebih lanjut mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak perang yang telah berlangsung selama berhari-hari antara Israel dan Hamas terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Baca juga: Eks-Analis CIA: 100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri
“Kita telah melihatnya dalam krisis-krisis dan konflik-konflik sebelumnya. Dan tentu saja, hal ini mencerminkan potensi risiko gangguan baik pada produksi maupun transportasi minyak di kawasan,” katanya.
IMF juga memperkirakan inflasi harga konsumen global akan turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 6,9 persen di tahun ini dan 5,8 persen pada 2024.