Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melarang Nvidia dan produsen semikonduktor lainnya untuk tidak mengekspor chip dan produk kecerdasan buatan canggih ke wilayah China, Rabu (18/10/2023).
Tak hanya China larangan ini juga berlaku untuk pengiriman chip ke Iran dan Rusia. Adapun aturan pembatasan ekspor chip akan mulai diberlakukan serentak dalam 30 hari kedepan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Lewat kebijakan baru ini nantinya produksi produk chip AI akan berada di bawah pengawasan parameter Departemen Perdagangan AS. Sementara untuk proses ekspor produk chip para, produsen di haruskan untuk melaporkannya ke otoritas terkait
Baca juga: Pemerintah Dorong Hilirisasi Silika untuk Pengembangan Industri Semikonduktor
Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo mengatakan aturan ini sengaja diberlakukan untuk memperketat peraturan yang sebelumnya telah dikeluarkan Otoritas Amerika pada Oktober lalu, Terlebih baru – baru ini ada dugaan apabila perusahaan China secara diam-diam melanggar sanksi dagang dan masih menyelundupkan semikonduktor buatan AS dengan berbagai modus.
"Langkah baru ini menutup celah dalam peraturan yang dikeluarkan Oktober lalu, dengan tujuan untuk membatasi akses Tiongkok terhadap produk semikonduktor canggih yang dapat mendorong terobosan dalam kecerdasan buatan yang sangat penting untuk aplikasi militer Tiongkok,” kata Raimondo.
Meski aturan baru tersebut berpotensi menghambat hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing, namun AS berdalih kebijakan itu harus segera disahkan dengan maksud mencegah China dan negara sekutu untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendukung modernisasi militer dan mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.
"Pemerintahan Biden berkomitmen untuk menjaga keamanan Amerika dan mempertahankan keamanan nasional Amerika melalui teknologi perlindungan yang tepat yang sangat penting untuk inovasi militer generasi berikutnya," kata kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington hingga kini masih enggan menanggapi permintaan komentar terkait aturan baru yang diberlakukan presiden Joe Biden.
Sebagai informasi, konflik chip Beijing dan Washington sebenarnya sudah memanas sejak beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dimulai dari tindakan China yang secara tiba - tiba membatasi penjualan produk chip buatan pabrik Beijing pada pasar Amerika.
Baca juga: Perusahaan Jepang JIC Akan Investasikan Hampir 1 Triliun Yen Akuisisi JSR, Perusahaan Semikonduktor
Pukulan ini yang kemudian memicu kemarahan Biden, hingga pihaknya ikut melayangkan sanksi untuk membalas tindakan yang dilakukan pemerintah China.
Termasuk dengan memblokir akses penjualan chip di pabrik Nvidia serta memasukan perusahaan asal China, Biden dan Moore Threads ke daftar hitam. dan memperluas persyaratan perizinan untuk ekspor chip canggih ke lebih dari 40 negara tambahan