Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia berkomitmen mencapai net zero emission pada 2060, melalui transisi energi yang pada hakekatnya adalah memberikan porsi yang lebih kepada energi baru dan terbarukan, mengurangi pemakaian fosil, menekan impor energi, dan sekaligus berkontribusi dalam pencapaian lingkungan hidup yang lebih baik.
Anggota DEN RI sekaligus Direktur Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada, As Natio Lasman, mengatakan, untuk mencapai misi tersebut diperlukan pengelolaan energi terbarukan untuk dapat memberikan supply listrik secara kontinu, sebagaimana ditunjukkan oleh PLTA dan PLTP.
Tentunya dalam melaksanakan percepatan transisi energi ini terdapat peluang dan tantangan yang dihadapi. Dalam hal energi panas bumi, Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan, untuk turut serta dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
"Terkait energi panas bumi, kebanyakan lokasi sumber panas bumi terletak di daerah yang belum berkembang sehingga dengan adanya misi percepatan energi bersih ini, khususnya panas bumi, maka akan menciptakan kemajuan infrastruktur, ekonomi, serta peluang tenaga kerja. Apalagi bilamana CSR dari PLTP dapat digunakan secara maksimal untuk mengembangkan lingkungan PLTP tsb," ucap As Natio dalam wawancaranya di acara Energy Transition Conference and Exibition ditulis Minggu (22/10/2023).
Selanjutnya, kata As Natio, salah satu tantangan dari percepatan transisi energi panas bumi adalah diperlukannya dukungan masyarakat, khusunya yang ada di sekitar wilayah panas bumi.
Sehingga mereka dapat mendorong realisasi pembangunan PLTP dengan memberikan kondisi sosial yang kondusif, di mana nantinya dari operasional PLTP akan berdampak positif bagi kesejahteraan Masyarakat sekitar.
Baca juga: Jalankan Komitmen TJSL, Pertamina Hadirkan PLTS Guna Percepat Penggunaan Energi Terbarukan di Aceh
Untuk itu, As Natio mengungkapkan, tidak hanya peningkatan yang benar terhadap pemahaman masyarakat sekitar terkait PLTP, namun juga penyediaan sarana pendidikan yang memadai sangatlah diperlukan.
Hal ini berlaku tidak hany untuk PLTN saja, namun juga dengan energi terbarukan lainnya, juga energi baru, sehingga SDM yang terdidik diharapkan dapat mendukung percepatan transisi energi ini.
Baca juga: Manfaatkan Bendungan, PLN Bangun 3 Pembangkit Mikro Hidro enilai Rp 200 Miliar
"Kita bisa mulai untuk memperkenalkan lebih dini kepada generasi muda serta masyarakat di mana pembangkit listrik dari energi terbarukan akan dikonstruksi, sekaligus memberikan pemahaman pentingnya pengelolaan energi yang berkelanjutan," ucap As
As Natio juga mengungkapkan bahwa peran sektor ESDM dalam pendidikan perlu diutamakan, karena perlu kita sadari bersama bahwa energi adalah merupakan modal utama Pembangunan.
"Peranan perguruan tinggi diperlukan untuk memperkenalkan dan mendalami studi terkait energi baru dan terbarukan, baik dari aspek teknologi, maupun sosial ekonominya" paparnya.