Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo didampingi Pj Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) pertama di Indonesia di Sei Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan.
"Selama 9 tahun ini saya telah meresmikan banyak sekali bendungan, bandara, jalan tol, TPA dan berbagai infrastruktur lainnya. Tetapi baru kali ini yang pertama kalinya meresmikan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik yang Terpusat," kata Presiden Jokowi dikutip Sabtu (28/10/2023).
Menurut Presiden, sistem pengolahan air limbah ini sangatlah penting bagi kesehatan masyarakat juga meningkatkan kualitas lingkungan.
Peran Sungai Musi sangatl penting bagi warga Provinsi Sumsel khususnya Kota Palembang.
Sungai ini juga masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi dan mendukung kegiatan rumah tangga lainnya padahal sudah tercemar limbah sehingga dapat membahayakan kesehatan mereka.
"Karena itu keberadaan sistem pengelolaan limbah domestik ini sangat penting untuk mengurangi pencemaran di Sungai Musi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan menurunkan kualitas lingkungan di Kota Palembang," kata Presiden.
Sistem ini dibangun dengan anggaran Rp1,32 triliun yang merupakan hasil kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia termasuk pemerintah daerah.
"Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang telah membantu proyek ini, membantu masyarakat memulihkan lingkungan dan meningkatkan kesehatannya,” katanya
Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Dua Instalasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Jakarta
"Saya harap proyek yang sekarang baru menjangkau 10 persen dari penduduk kota Palembang ini nantinya bisa terus dilanjutkan sehingga Sungai Musi semakin bersih, indah dan masyarakat hidup yang hidup di sekitarnya dapat semakin sehat dan aman beraktivitas."
Baca juga: Faktor Penyebab Pencemaran Tanah: Limbah Domestik, Limbah Industri, dan Limbah Pertanian
Acara ini juga dihadiri Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M. Basuki Hadimuljono dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.