Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen di awal perdagangan Asia, Kamis (2/11/2023) pasca Federal Reserve AS (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya.
Minyak mentah berjangka Brent naik 89 sen atau 1,1 persen menjadi 85,52 dolar AS per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 91 sen atau 1,1 persen menjadi 81,35 dolar AS per barel.
Baca juga: Saham Wall Street hingga Minyak Dunia Kompak Naik, Respon Risalah Suku Bunga The Fed
"Kemungkinan besar The Fed akan sekali lagi mengambil jeda pada Desember 2023, menjaga kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan. Hal ini berpotensi menstabilkan pergerakan risk-off yang dialami selama beberapa bulan terakhir," kata Jon Maier, kepala investasi di Global X ETFs.
Sementara itu, investor juga sedang mencermati perkembangan konflik di Timur Tengah yang membuat mereka khawatir apakah hal ini dapat mengganggu pasokan minyak di wilayah tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, menuntut diakhirinya pemboman terhadap Jalur Gaza, media pemerintah melaporkan.
Iran yang merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi minyak mentah sekitar 2,5 juta barel per hari pada 2022.
Di sisi lain, analis J.P.Morgan memperkirakan permintaan minyak global rata-rata mencapai 102,1 juta barel per hari (bpd) pada Oktober 2023, sekitar 100.000 barel per hari di bawah proyeksi sebelumnya untuk bulan tersebut.