News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analis: Rupiah Melemah Terdampak Perlambatan Ekonomi dan El Nino

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menghitung uang dolar AS di Golden Money Changer Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis 5 point walaupun sebelumnya sempat menguat 10 point di level Rp. 15.655 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.650.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.640- Rp. 15.740," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Menurut Ibrahim, dinamika perlambatan ekonomi dan meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global berdampak cukup signifikan pada hampir seluruh negara emerging market, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III 2023 tercatat 4,94 persen. Ekonomi Indonesia melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,17 persen, terutama akibat menurunnya kinerja ekspor barang dan jasa.

"Tren perlambatan global diperkirakan berlanjut dan berpotensi menggeret pertumbuhan triwulan IV kembali berada dibawah 5 persen sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berisiko dibawah 5 persen," ujar Ibrahim.

Selain itu, dampak El Nino yang telah mendorong kenaikan inflasi pada volatile food akibat naiknya harga beras juga perlu diwaspadai.

"Di Asia, Tiongkok kembali melakukan disinflasi, namun tanda-tanda perselisihan ekonomi lainnya di Tiongkok menjadi beban terbesar di pasar Asia, karena data pemerintah menunjukkan bahwa inflasi konsumen dan produsen menyusut pada bulan Oktober," terangnya.

Baca juga: Sore Ini Rupiah Ditutup Melemah Tipis, Sempat di Posisi Rp 15.655 Per USD

Data tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok mengalami disinflasi untuk kedua kalinya pada tahun ini, karena langkah-langkah stimulus yang berulang kali dilakukan oleh Beijing gagal menopang pengeluaran secara berarti.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Hari Ini Ditutup Melorot

"Kelemahan di Tiongkok juga menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia yang lebih luas, mengingat ketergantungan mereka pada negara tersebut sebagai mitra dagang," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini